Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah perkembangan kondisi ekonomi global, keputusan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) baru-baru ini untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah hingga Juni 2024 telah menimbulkan dampak buruk di pasar keuangan.
PT Indo Premier Sekuritas memanfaatkan momen tersebut dengan merilis tiga saham yang berpotensi mencatatkan kinerja gemilang dalam sepekan mendatang. Wawasan strategis ini muncul ketika investor mengamati dengan cermat tren pasar dan indikator ekonomi untuk mencari sinyal di tengah lanskap investasi yang kompleks.
Analis Ekuitas Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menyoroti pergerakan terkini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks mengalami sedikit peningkatan, ditutup pada 7.311 pada hari pertama bulan Maret 2024, mencerminkan kenaikan 0,4% dibandingkan minggu sebelumnya.
Perkembangan IHSG terutama dipengaruhi oleh sektor Infrastruktur IDX yang melonjak sebesar 2,36% selama sepekan terakhir, didorong oleh peningkatan luar biasa pada saham BREN sebesar 12,38%.
Penembusan BREN dari konsolidasinya di level Rp6.000, mengincar resistensi berikutnya di Rp6.800, menggarisbawahi kinerja kuat sektor ini. Sementara itu, kenaikan sektor Industri IDX sebesar 0,86%, didukung oleh kenaikan UNTR sebesar 3,55% menyusul laporan tahunan tahun 2023 yang lebih baik dari perkiraan, menyoroti potensi pertumbuhan sektor ini.
Sebaliknya, sektor teknologi dan layanan kesehatan menghadapi tantangan, dengan sektor IDX Technology yang mengalami penurunan sebesar 4,8% karena anjloknya saham GOTO sebesar 13%, dipengaruhi oleh penurunan signifikan pengguna aktif bulanan Tokopedia dibandingkan tahun 2021. Sektor IDX Healthcare juga mengalami penurunan yang signifikan. sebesar 2,3%, dipengaruhi oleh penurunan saham-saham rumah sakit utama seperti SILO dan MIKA, yang masing-masing turun sebesar 3,3% dan 5,7%, mencerminkan tantangan dalam sektor ini.
Baca Juga
Ke depan, Ramadhani menekankan pentingnya memantau beberapa indikator dan peristiwa ekonomi utama yang dapat membentuk dinamika pasar. Hal ini termasuk indeks PCE Inti dari AS, yang baru-baru ini melaporkan kenaikan sebesar 0,4%, sejalan dengan ekspektasi dan menandakan tren inflasi yang diawasi ketat oleh Federal Reserve. Tingkat inflasi inti tahunan Indonesia, yang bertahan pada 1,68% pada bulan Februari—yang terendah dalam dua tahun terakhir—bersama dengan tingkat inflasi umum sebesar 2,75%, masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia, sehingga menawarkan prospek ekonomi yang stabil.
Selain itu, acara perusahaan yang akan datang, seperti rapat pemegang saham bank-bank besar, yang akan membahas pembagian dividen, bersamaan dengan komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengenai kondisi ekonomi dan inflasi, akan sangat penting bagi investor. Data non-farm payroll, yang menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja AS, juga akan menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan, karena mempengaruhi ekspektasi inflasi dan keputusan kebijakan moneter.
Dalam konteks ini, IPOT merekomendasikan tiga saham yang menjadi radar investor dalam sepekan menjelang 8 Maret 2024: ISAT dengan level support Rp11.000 dan resistance Rp13.000, AKRA direkomendasikan untuk membeli saat Buy on Pullback, dengan support di Rp1.675 dan resistance di Rp1.850, dan GJTL juga disarankan untuk membeli Buy on Pullback, dengan support di Rp1.105 dan resistance di Rp1.240. (Joyceline Munthe)
------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.