Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak terpantau stabil mendekati level tertinggi pada 2024 setelah OPEC+ memperpanjang pengurangan produksinya hingga akhir kuartal berikutnya.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (4/3/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2024 menguat 0,21% atau 0,17 poin menjadi US$80,14 per barel pada pukul 16.14 WIB.
Kemudian, harga minyak Brent kontrak Mei 2024 juga menguat 0,29% atau 0,24 poin ke US$83,79 per barel pada pukul 16.14 WIB.
OPEC+ telah memperpanjang pemangkasan 2 juta barel per hari hingga akhir Juni 2024. Langkah ini telah diprediksi oleh para pedagang dan analis, dengan perkiraan untuk mengimbangi menurunnya permintaan dan meningkatnya output dari produsen lain.
“[Pemotongan baru-baru ini] dikembalikan secara bertahap tergantung pada kondisi pasar,” jelas pernyataan dari sekretariat OPEC.
Harga minyak terpantau mengalami kenaikan perlahan namun stabil pada tahun ini. Hal ini dikarenakan meluasnya timespread, mengisyaratkan kondisi fisik yang mengetat dan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah menambah biaya transportasi.
Baca Juga
Namun, kenaikan minyak diperkirakan terbatas lantaran ekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) mengenai pemangkasan suku bunga yang tertunda dan prospek permintaan China yang melemah.
Untuk di Timur Tengah, walaupun Hamas telah mengirim delegasi ke Kairo untuk melakukan pembicaraan, jeda perang di Gaza masih terhenti.
Media Israel mengatakan Hamas menolak untuk memberikan informasi tentang sandera yang diambilnya selama serangan pada 7 Oktober 2024. Pembicaraan juga sedang memburuk.
"Selama negosiasi gencatan senjata masih menemui jalan buntu, minyak mentah kemungkinan besar akan berada di sekitar level saat ini atau berada di bawah tekanan kenaikan lebih lanjut," jelas pendiri Vanda Insights di Singapura, Vandana Hari.
China kini juga menjadi sorotan dari para investor, dengan pihak pemerintah akan mengumumkan target pertumbuhan pada 2024 dan merinci strateginya di Kongres Rakyat Nasional.