Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konsumer milik Keluarga Atmadja, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menorehkan kinerja moncer sepanjang tahun 2023 dengan mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan.
Mengacu laporan keuangan di laman BEI, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MYOR tembus Rp3,19 triliun, atau naik 64,44% secara year-on-year (YoY) dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1,94 triliun.
Melesatnya laba bersih MYOR itu didorong penjualan perseroan yang naik 2,65% YoY menjadi Rp31,48 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp30,66 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan MYOR ditopang dari segmen makanan olahan dalam kemasan sebesar Rp18,99 triliun, sedangkan minuman olahan dalam kemasan menyumbang Rp14,98 triliun. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp2,49 triliun.
Sebagai informasi, beragam produk makanan dan minuman dalam kemasan milik Grup Mayora di antaranya yaitu Kopiko, Roma, Astor, Beng-Beng, Torabika hingga Energen.
Adapun, penjualan lokal MYOR tercatat sebesar Rp17,77 triliun, sedangkan penjualan ekspor sebesar Rp13,71 triliun. Penjualan itu dikurangi biaya retur sebesar Rp8,32 triliun.
Baca Juga
Menariknya, meski pendapatan meningkat, Mayora berhasil memangkas beban pokok 3,15% menjadi Rp23,07 triliun, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yakni Rp23,82 triliun.
Alhasil, laba kotor MYOR juga naik 22,93% secara YoY menjadi Rp8,40 triliun pada 2023, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp6,83 triliun.
Adapun, kas dan setara kas akhir tahun perseroan juga tercatat mengalami kenaikan 27,42% menjadi Rp4,15 triliun, dari posisi Rp3,26 triliun pada 2022.
Berdasarkan neraca, total aset MYOR tumbuh menjadi Rp23,87 triliun hingga 31 Desember 2023, dari posisi 2022 sebesar Rp22,27 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp8,58 triliun dari posisi akhir 2022 sebesar Rp9,44 triliun. Sedangkan ekuitas MYOR juga naik menjadi Rp15,28 triliun dari posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp12,83 triliun.