Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berisiko mengalami pelemahan setelah The Fed enggan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini, Rabu (28/2/2024). Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,30% ke Rp15.692 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,21% ke level 104,05.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang turun 0,17%, dolar Singapura turun 0,13%, dolar Taiwan turun 0,13%, won Korea Selatan turun 0,19%, dan peso Filipina turun 0,29%.
Kemudian rupee India turun 0,02%, dolar Taiwan turun 0,13%, yuan China turun 0,02%, ringgit Malaysia turun 0,03%, dan baht Thailand turun 0,47%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar saat ini menunggu angka inflasi Amerika Serikat dan pertumbuhan ekonomi. Inflasi AS diperkirakan masih tetap stabil pada Januari 2024.
Baca Juga
Ibrahim melanjutkan, skenario saat ini memberikan The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Beberapa pejabat The Fed juga memperingatkan inflasi yang tinggi akan menghalangi The Fed untuk menurunkan suku bunga di awal tahun 2024.
Dari Asia, data purchasing managers index (PMI) China akan dirilis pada hari Jumat. Data PMI ini diperkirakan akan memberikan lebih banyak isyarat mengenai keadaan aktivitas bisnis hingga Februari 2024.
Sebelumnya, data PMI China pada bulan Januari telah menunjukkan sedikit perbaikan pada perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut.
Di dalam negeri, kondisi perekonomian makro pada awal kuartal I/2024 terlihat menunjukkan outlook yang lebih optimistis, yang dibarengi dengan pemilihan presiden (pilpres) yang berjalan damai.
Adapun mata uang rupiah pada perdagangan besok diperkirakan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.680-Rp15.750 per dolar AS.