Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) berencana mengajukan pembagian dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp200 per saham.
CEO Matahari Department Store Monish Mansukhani mengatakan bahwa sebagai inisiatif pemulihan, perseroan berupaya menyeimbangkan alokasi modal untuk mendukung pertumbuhan, sembari memaksimalkan nilai para pemegang saham.
“Perseroan bermaksud untuk mengalokasikan kenaikan belanja modal di 2024 dan mengajukan pembagian dividen sebesar Rp200 per saham, sejalan dengan persetujuan dan sesuai peraturan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (27/2/2024).
Seiring rencana tersebut, LPPF akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 3 April 2024. Adapun panggilan dan seluruh mata acara rapat dipublikasikan di situs web Bursa Efek Indonesia (BEI), KSEI, dan perseroan pada 12 Maret 2024.
Dari sisi kinerja, berdasarkan laporan keuangan tahun 2023, LPPF membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp630,51 miliar. Raihan ini lebih rendah 51,17% dari tahun 2022 yang mencapai Rp1,38 triliun.
Padahal, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,53 triliun atau tumbuh 1,30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah ini disumbangkan oleh penjualan eceran Rp3,72 triliun, konsinyasi Rp2,79 triliun, dan jasa Rp11,29 miliar.
Baca Juga
Di tengah pertumbuhan pendapatan, pada saat yang sama perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 8,36% menjadi R2,22 triliun. Alhasil, LPPF mengakumulasikan laba kotor senilai Rp4,31 triliun, turun 1,99% year-on-year (YoY).
Perseroan juga mencatat penjualan kotor perseroan pada 2023 tembus Rp12,6 triliun atau tumbuh 1,1% YoY. Di sisi lain, meski terdapat tekanan inflasi, margin kotor LPPF mencapai Rp4,3 triliun, sedangkan Ebitda mencapai Rp1,4 triliun.
Sementara itu, sepanjang tahun 2023, LPPF membukukan total aset sebesar Rp5,88 triliun atau meningkat 2,26% YoY, sementara liabilitas melonjak 13,15% YoY menjadi Rp5,84 triliun, dan ekuitas mencapai Rp30,73 miliar atau merosot 94,70% secara tahunan.
Adapun arus kas setara kas pada akhir periode Desember 2023 mencapai Rp457,62 miliar atau meningkat hingga 29,17% YoY dari posisi sebelumnya Rp354,28 miliar.