Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), dan Grab Holdings Ltd. (GRAB), yang tercatat di Bursa AS Nasdaq, dikabarkan membuka kembali potensi merger dengan kapitalisasi pasar diperkirakan menembus Rp304,66 triliun.
Dilihat dari kapitalisasi pasar, GOTO mencatatkan market cap sebesar Rp100,92 triliun per 7 Februari 2024. Adapun Grab memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$12,99 miliar atau setara Rp203,74 triliun (kurs jisdor Rp15.685). Dengan begitu, bila keduanya merger maka kapitalisasi pasar diperkirakan menembus Rp304,66 triliun.
Sebagai informasi, kapitalisasi pasar keduanya telah jauh merosot bila dibandingkan dengan saat pertama kali keduanya IPO. GRAB mengantongi dana IPO mencapai US$4,5 miliar atau sekitar Rp64 triliun, dengan valuasi pasar mencapai US$39,6 miliar atau setara Rp578,4 triliun.
Berdasarkan catatan Bisnis, market cap GOTO terus susut sejak pertama kali diperdagangkan di Bursa. Pada hari perdananya melantai di BEI, market cap GOTO menyentuh Rp400 triliun, dan sempat menyentuh angka Rp466 triliun.
Meski akan berpotensi memiliki kapitalisasi pasar yang jumbo, masing-masing perusahaan mencatatkan kinerja yang berlawanan baik dari sisi saham maupun dari sisi kinerja keuangan per kuartal III/2023.
GOTO masih mencatatkan rugi bersih dan mencatatkan penurunan harga saham secara year to date, sementara Grab telah mencatatkan EBITDA positif dan memberikan return positif pula pada para pemegang saham secara ytd.
Baca Juga
Grab yang melantai di Nasdaq terpantau membukukan return positif secara year to date. Pada perdagangan hari ini, Jumat (9/2/2024), saham Grab berada di level US$3,43 per saham. Secara ytd, saham Grab telah naik 3,94% dibandingkan dengan posisi awal Januari di level US$3,30 per saham.
Sementara itu, saham GOTO justru tergerus 2,33% secara year to date ke posisi Rp84 per saham. GOTO sempat naik ke posisi tertinggi ytd di level Rp92 per saham.
Kemudian dari laporan keuangan per kuartal III/2023 yang dipublikasikan masing-masing perusahaan diketahui GOTO mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp10,51 triliun. Posisi ini lebih tinggi 31,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,96 triliun.
Adapun beban dan biaya yang ditanggung GOTO juga ikut turun menjadi Rp19,31 triliun dari sebelumnya sebesar Rp30,72 triliun. Alhasil, rugi bersih berkurang menjadi Rp9,54 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp20,12 triliun.
Sementara itu, mengutip website resmi Grab, perusahaan berbasis Singapura ini membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 61% YoY menjadi US$$615 juta pada kuartal III/2023.
Sementara itu, EBITDA berbalik positif untuk pertama kalinya menjadi US$29 juta untuk kuartal III/2023 dibandingkan dengan negatif US$161 juta untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya.