Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Dingin, Tertekan Lemahnya Permintaan China dan India

Harga batu bara Indonesia menurun di tengah perkiraan melonjaknya produksi. Permintaan dari China dan India jugalemah sehingga berpotensi memberi tekanan.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara Indonesia diketahui telah menurun di tengah perkiraan melonjaknya produksi. Sementara, permintaan dari China dan India masih melemah sehingga berpotensi memberikan tekanan pada harga. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara berjangka kontrak Februari 2024 di ICE Newcastle telah melemah 2,18% atau 2,60 poin ke level 116,40 per metrik ton pada perdagangan Senin (29/1). Kemudian, kontrak pengiriman Maret 2024 juga melemah 1,41% atau 1,65 poin ke level 115,50 per metrik ton. 

Adapun, mengutip CoalMint, Selasa (30/1/2024) harga batu bara termal Indonesia telah menurun pada pekan lalu. 

Harga batu bara dengan nilai kalori (CV) rendah (3400 GAR) turun sebesar US$0,09 per ton, yakni menjadi US$37,31 per ton. Sementara harga batu bara dengan CV tinggi (5800 GAR) turun US$0,09 per ton, atau menjadi senilai US$92,84 per ton. 

Kuota produksi yang disetujui di Indonesia pada 19 Januari 2024 diperkirakan membanjiri pasar dengan pasokan dalam beberapa minggu mendatang.

Hal ini lantaran efek setelah menunggu berhari-hari persetujuan tersebut, sehingga menyebabkan peningkatan arus penawaran di pasar.

Berikutnya, beberapa penambang juga masih menunggu persetujuan kuota produksi, yakni produsen-produsen yang lebih kecil dengan produksi tahunan sekitar 15 hingga 20 juta metrik ton saja. Dampaknya terhadap rantai pasokan diperkirakan minimal.

Kemudian, permintaan pasar batu bara termal di Asia tetap rendah, dengan China yang tidak melakukan pembelian karena persediaan baru bara yang tinggi di wilayah pesisir. Hal ini ditandai dengan menurunnya aktivitas industri yang mengakibatkan penurunan tingkat pembakaran batu bara. 

Adapun, dengan adanya lonjakan pasokan dari Indonesia tersebut dan ditambah dengan lesunya permintaan China, dapat menyebabkan melebihnya pasokan dan memengaruhi dinamika pasar.

Permintaan dari India juga diketahui masih lebih rendah dibandingkan China, terutama karena membaiknya pasokan domestik dan melimpahnya produksi dalam negeri.

Aktivitas pasar juga terbatas dengan konsumsi batu bara yang rendah disebabkan oleh musim dingin. Permintaan untuk batu bara seaborne tetap lemah. Permintaan untuk batu bara Indonesia diantisipasi akan meningkat mulai awal Februari 2024. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper