Tren Jangka Panjang
Berdasarkan catatan Bisnis, berdasarkan dari laporan Badan Energi Internasional (IEA) terbaru yakni Electricity 2024, pertumbuhan energi terbarukan yang didukung meningkatnya pembangkit listrik tenaga nuklir, akan menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara secara global.
Berdasarkan ramalan dari IEA, pembangkit listrik tenaga batu bara secara global akan menurun rata-rata sebesar 1,7% per tahun hingga 2026.
Faktor utama yang menentukan prospek global adalah tren yang berkembang di China, yakni negara dengan lebih dari separuh pembangkit listrik tenaga batu bara di dunia beroperasi. IEA melihat adanya penurunan struktural yang lambat di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Namun, pembangkit listrik batu bara China dipengaruhi oleh laju penyeimbangan kembali perekonomian, tren pembangkit listrik tenaga air dan hambatan dalam mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam sistem ketenagalistrikan negaranya.
Adapun, baru-baru ini pengadilan Hong Kong memerintahkan Evergrande Group pada Senin (29/1) yakni raksasa properti di Negeri Tirai Bambu tersebut, dengan total kewajiban sebesar lebih dari US$300 miliar atau sekitar Rp4.700 triliun.
Langkah tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perekonomian China khususnya di sektor properti.