Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas diperkirakan masih akan kesulitan dalam mengoptimalkan kinerja mereka di tahun ini lantaran masih ditekan oleh sejumlah sentimen negatif yang belum akan segera berakhir.
Kinerja keuangan emiten unggas terlihat lesu tahun lalu. Meskipun pendapatan mereka masih bertumbuh, beban mereka naik tak kalah tingginya sehingga menjadikan laba bersih tergerus.
Per September 2023, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) harus puas dengan penurunan laba bersih hingga 16,01% year-on-year (YoY) menjadi Rp2,67 triliun, padahal pendapatannya masih tumbuh 8,49% YoY menjadi Rp47,13 triliun.
Kondisi yang sama juga terjadi pada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA). Perseroan melaporkan pendapatan naik tipis 2,65% YoY menjadi Rp37,77 triliun, tetapi laba bersih anjlok parah -34,38% YoY menjadi Rp937 miliar.
Artikel tentang proyeksi kinerja emiten unggas menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Kamis (25/1/2024). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:
Baca Juga
Kereta Cepat Whoosh Dorong Pertumbuhan Bisnis Properti Hunian
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang telah beroperasi komersial sejak Oktober lalu rupanya memberikan dampak kepada sektor properti di kawasan Bandung.
Sejak 17 Oktober hingga 25 Desember 2023, Kereta Cepat Jakarta Bandung telah mengangkut 1.028.216 penumpang. Kemudian, Kereta Cepat Whoosh telah mengangkut sebanyak 220.227 penumpang selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Tahun ini, PT Kereta Cepat Indonesia – China setidaknya membidik jumlah penumpang Whoosh dapat tembus hingga 30.000 hingga 31.000 per hari. Adapun rerata penumpang kereta cepat tersebut berada di level 20.000 per hari pada tahun lalu.
Kereta cepat pertama di Asia Tenggara tersebut menjadi tonggak pencapaian Indonesia di bidang transportasi modern yang diharapkan mampu memberikan efek ganda bagi sektor perekonomian lain di sekitarnya. Salah satunya yakni sektor properti yang terus dikembangkan seiring dengan laju pertumbuhan masyarakat.
Penggemar Mi Instan RI Marak, Impor Gandum Melonjak
Impor gandum Indonesia 2024 diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan bertumbuhnya pasar produk olahan gandum seperti biskut hingga mi instan. Terus tingginya harga beras di dalam negeri disebut turut mendongkrak permintaan komoditas tersebut.
Indonesia setidaknya telah menjadi salah satu importir utama gandum di dunia. World's Top Exports misalnya menyebut Indonesia menjadi negara importir terbesar dunia pada 2022 dengan nilai perdagangan hingga US$3,81 miliar, menggenggam 5,3% dari total impor gandum dunia. Posisinya bahkan mengangkangi Mesir US$3,8 miliar, China US$3,78 miliar dan Turkiye US$3,34 miliar.
Berdasarkan laporan statistik, impor gandum ke Indonesia menyentuh US$3,34 miliar atau sekitar US$52,5 triliun sepanjang Januari - November 2023. Nilai transaksi ini turun dibandingkan dengan 2022 yang menyentuh US$3,79 miliar ekuivalen Rp59,6 triliun, dipengaruhi oleh gejolak harga di pasar global akibat konflik Rusia - Ukraina.
Kendati demikian, Badan Pusat Statistik mencatat volume impor gandum Indonesia selama 11 bulan 2023 mencapai 9,47 juta ton, naik sekitar 74.974 ton dari total impor 2022 di level 9,40 juta ton. Volume tersebut akan lebih tinggi bila ditambah dengan laporan Desember 2023.
Menanti Kokok Emiten Unggas Kembali Nyaring
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengatakan bahwa prospek saham emiten unggas (poultry) masih dibayangi tekanan kondisi kelebihan pasokan (oversupply) dan harga day old chicken (DOC) yang rendah.
Selain itu, naiknya harga bahan baku pakan ternak kian membebani emiten unggas. Sejalan dengan beban yang diperkirakan masih tinggi itu, saham emiten unggas pun terlihat kurang bergairah tahun ini.
Sejak awal 2024, saham unggas kompak mengalami pelemahan. Misalnya, saham CPIN terkoreksi 9,45% secara year-to-date (YtD) dan parkir di level Rp4.550 pada perdagangan Selasa, (23/1/2024).
Selanjutnya, saham JPFA juga melemah 8,47% secara YtD dan ditutup di level Rp1.080 per saham. Tak ketinggalan, saham MAIN juga turun 2,91% sejak awal tahun dan parkir posisi Rp500 per saham.
Aral Memetik Target Investasi di Tahun Politik
Pencapaian target investasi senilai Rp1.650 triliun pada tahun ini cukup menantang, lantaran sepanjang tahun dihelat agenda politik mulai dari Pemilihan Presiden hingga Pemilihan Kepala Daerah. Situasi ini pun memaksa investor untuk wait and see.
Apalagi, secara historis, pertumbuhan ekonomi pada tahun digelarnya pemilu selalu turun setidaknya sejak Pemilu 2004 yang dipicu oleh perlambatan konsumsi dan investasi, mesin utama pendorong produk domestik bruto.
Di sisi lain, ekspektasi dunia usaha pada awal tahun ini terbilang cukup positif, tercermin dari Survei Kegiatan Dunia Usaha yang menggambarkan adanya rencana investasi pada awal 2024. Situasi ini perlu dimanfaatkan oleh pemerintah untuk tetap mempertahankan performa penanaman modal, yang pada 2023 berhasil mencapai Rp1.418,9 triliun atau 101% dari target.
Siasat yang ditempuh pemerintah adalah dengan berfokus pada tiga sektor prioritas untuk menembus target investasi pada tahun ini, yakni infrastruktur, jasa, serta penghiliran. Khusus penghiliran sumber daya alam, akan diperluas pada sektor di luar pertambangan. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga momentum optimism ekspansi dunia usaha di tengah ketidakpastian global yang dilinierkan dengan arah pembangunan nasional.
Ramai-ramai Operator Layanan Seluler Jajaki Pasar SIM Digital
Sejumlah operator layanan telekomunikasi mulai menjajaki pasar SIM tertatanam atau embedded SIM (e-SIM). Adapun e-SIM merupakan evolusi dari teknologi SIM atau kartu SIM, dimana e-SIM berbentuk modul yang terintegrasi dan melekat di dalam perangkat komunikasi yang dapat diisi profil operator seluler secara remote.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melihat bahwa kehadiran e-SIM ini merupakan perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan dan fleksibilitas pemasaran nomor perdana seluler serta kemudahan bagi pelanggan seluler. Kehadiran e-SIM akan menghadirkan peluang baru bagi operator seluler untuk tumbuh.
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mulai Indosat, XL Axiata, dan Smartfren yang telah lebih dahulu. menjajaki pasar e-SIM dengan memasarkan produk tersebut secara bertahap dimulai kepada turis asing.
Vice President Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Saki H. Bramono mengatakan pada Desember 2023 perusahaan telah memasarkan e-SIM dengan menyasar pasar turis asing yang datang ke Tanah Air. Telkomsel akan terus memasarkan e-SIM secara bertahap sambil menunggu regulasi e-SIM hadir.