Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia akan segera melakukan rebalancing Indeks LQ45 yang akan berlaku Februari mendatang.
Beberapa saham yang ramai diperbincangkan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) digadang-gadang berpotensi masuk dalam indeks LQ45.
Indeks LQ45 berfungsi sebagai alat pemilihan beberapa perusahaan di bursa saham Indonesia berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria seleksi yang diterapkan oleh Indeks LQ45 mencakup likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar, kondisi fundamental perusahaan, prospek pertumbuhan, dan beberapa faktor lain yang ditetapkan oleh BEI.
Beberapa persyaratan khusus harus dipenuhi oleh saham-saham yang ingin dimasukkan ke dalam Indeks LQ45. Salah satunya adalah saham tersebut harus tercatat resmi di BEI selama setidaknya 3 bulan terakhir.
Selain itu, saham harus menunjukkan kondisi finansial yang sehat dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Perusahaan juga harus memiliki kapitalisasi pasar tertinggi selama 1-2 bulan terakhir. Dalam periode 12 bulan terakhir, saham LQ45 harus menjadi salah satu dari 60 saham dengan nilai transaksi tertinggi dalam pasar reguler.
Dari kriteria tersebut, 30 saham teratas yang memiliki nilai transaksi tertinggi secara otomatis akan menjadi bagian dari perhitungan Indeks LQ45. Selanjutnya, 15 saham tambahan akan dipilih berdasarkan kriteria seperti Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler, dan Kapitalisasi Pasar.
Baca Juga
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan BREN dan AMMN memiliki potensi masuk ke jajaran penghuni LQ45 karena keduanya merupakan emiten dengan fundamental yang kuat.
Arjun melanjutkan keduanya merupakan emiten yang sangat likuid dan perusahaan yang stabil secara keuangan atau dimiliki perusahaan induk yang stabil. AMMN dan BREN memiliki prospek bisnis/industri yang cukup kondusif di masa depan.
“Jadi menurut saya mereka pasti calon untuk memasuk indeks utama seperti IDX 80, LQ45 atau K100,” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/1/2024).
Berbeda dengan CUAN, menurut Arjun terlepas dari fundamental perusahaan, CUAN sering dicap UMA oleh bursa. Kenaikan saham disebut hanya karena saham afiliasi Barito Grup yang dimiliki Prajogo Pangestu.
Terpisah, Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi mengatakan saham CUAN saat ini mengalami aksi profit taking dan kepanikan investor asing pasca suspensi dibuka kembali.
“Hal itu yang mungkin bisa menjegal potensi LQ45,” jelas Leonardo kepada Bisnis, Rabu (17/1/2024).
Terkait dengan AMMN dan BREN, menurut Leonardo keduanya juga masih belum dapat masuk ke LQ45 karena terjegal umur melantai di Bursa yaitu belum genap satu tahun.
Di luar itu, BREN juga tidak akan memiliki peluang fast entry seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) untuk masuk LQ45.
Seperti yang diketahui, Bursa memasukkan GOTO ke dalam beberapa indeks sekaligus melalui jalur cepat atau fast entry. BEI memiliki tiga kriteria untuk suatu emiten bisa mendapatkan fast entry. Pertama, telah tercatat minimal 20 Hari Bursa.
Kedua, memiliki kapitalisasi pasar free float minimal berada pada peringkat 5 atau minimal 2 persen dari total kapitalisasi pasar free float Indeks IDX30. Ketiga, memenuhi kriteria dan mengikuti proses seleksi Indeks IDX30 yang ditentukan oleh BEI.
Leonardo menjelaskan masih sulit untuk AMMN dan BREN masuk melalui fast inclusion atau fast entry.
“Dari sektor, GOTO memang beda dari 2 emiten tersebut. Sementara secara struktur pemegang saham, GOTO sangat likuid sekali, dan memiliki struktur saham cukup unik. Berbeda dengan AMMN BREN yang terdapat pengendali jelas,” imbuhnya.
-----‐--------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.