Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) diperkirakan masih akan menikmati sejumlah katalis positif pada 2024, setelah sepanjang tahun lalu mampu mencetak rekor raihan marketing sales tertingginya, yakni Rp10,2 triliun.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyampaikan bahwa kinerja CTRA pada tahun ini akan mendapatkan sejumlah sentimen penting, yang akhirnya mampu mempengaruhi kinerja fundamental perusahaan.
Salah satunya datang dari peluang implementasi pivot policy dari Bank Indonesia (BI). Bank sentral pada tahun ini diperkirakan mulai menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate.
“Seiring dengan hal tersebut, potensi terjadinya peningkatan demand terutama pada Kredit Pemilikan Rumah [KPR] dan Kredit Pemilikan Apartemen [KPA] dapat terbuka lebar,” ujar Nafan kepada Bisnis dikutip pada Selasa (16/1/2024).
Adapun, faktor lainnya diproyeksikan datang kondusifitas penyelenggaraan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Menurutnya, selama stabilitas politik dan keamanan terjaga selama pesta demokrasi, permintaan terhadap produk properti diramal meningkat.
Di sisi lain, Nafan mengatakan bahwa target harga saham CTRA yang berada di level Rp1.195 sudah tercapai dengan baik dan berpotensi terkoreksi wajar dalam jangka pendek. Nafan menyematkan rekomendasi hold untuk saham Ciputra, dengan target Rp1.190.
Baca Juga
Analis J.P. Morgan Henry Wibowo, dalam risetnya, menyampaikan bahwa perkembangan prospek industri properti pada 2024 akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Meski demikian, risiko yang membayangi antara lain berlanjutnya iklim suku bunga tinggi, tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS), dan ketidakpastian terkait dengan Pemilu 2024.
“Suku bunga yang lebih tinggi akan berimbas terhadap bunga KPR, yang berisiko menekan prospek marketing sales dan memantik biaya pendanaan lebih tinggi,” ujarnya.
Di sektor properti, JP Morgan memberikan peringkat netral terhadap CTRA dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON). Sementara itu, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) mendapat peringkat underweight.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, CTRA membukukan rekor kinerja marketing sales tertinggi sepanjang masa dengan perolehan sebesar Rp10,2 triliun pada tahun 2023.
Investor Relations CTRA Aditya Ciputra Sastrawinata menyampaikan bahwa perolehan itu tumbuh 24% secara year-on-year (YoY) dan mencapai 105% dari target prapenjualan yang dibidik perusahaan, yakni Rp9,8 triliun sepanjang tahun lalu.
“Pencapaian ini terutama didorong oleh keberhasilan peluncuran portofolio kami yang terdiversifikasi, termasuk proyek-proyek perumahan dan komersial utama di lokasi-lokasi strategis di seluruh negeri,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Aditya menuturkan bahwa perseroan terus memanfaatkan ekuitas merek Ciputra untuk memperkuat posisi pasar, mendorong pertumbuhan, dan menarik peluang kemitraan.
-----------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.