Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JP Morgan hingga Macquarie Bidik Saham Mitratel (MTEL) hingga ke Rp960

Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengalami kenaikan 0,73% ke posisi Rp690 pada Senin (15/1/2024).
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengalami kenaikan 0,73% ke posisi Rp690 pada Senin (15/1/2024).

Kenaikan harga saham itu bersamaan dengan jumlah nilai transaksi yang diperkirakan mencapai Rp10,5 miliar dengan volume transaksi sebesar 3.262 kali. Adapun hal tersebut sejalan dengan optimismistis konsensus analis Bloomberg sebanyak 24 analis yang memberikan rekomendasi beli dengan rata-rata target harga Rp888 pada 2024. Jumlah itu mengalami kenaikan 28,7% dari harga pada penutupan hari ini.

Di antara para konsesus yang memberikan target harga, Maybank Sekuritas ikut merekomendasikan beli dengan target Rp950. Begitu pun dengan JP Morgan memberikan target yang tidak jauh berbeda yakni Rp960.

Dalam risetnya analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengungkapkan Mitratel akan menutup 2023 dengan pendapatan Rp8,45 triliun tumbuh 9,33% yoy dari Rp7,73 triliun pada 2022. Sementara itu, laba bersih diperkirakan mencapai Rp2,01 triliun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan konsensus analis Rp2,05 triliun.

"Kami merekomendasikan saham MTEL karena peluang pertumbuhannya dari rasio tenant yang masih rendah serta ekspansi ke serat optik, sedangkan pertumbuhan kinerjanya sejalan dengan perkiraan kami,” ungkapnya.

Adapun yang menjadi perhatiannya adalah sikap manajemen yang hati-hati dalam melakukan ekspansi anorganik karena tren suku bunga yang tinggi saat ini.

Senada dengan Maybank, Analis Macquarie Indra Cahya memperkirakan Mitratel akan mendapatkan pendapatan Rp8,68 triliun selama 2023. Dari sisi bottomline, dia mengestimasikan MTEL meraup Rp2,5 triliun pada tahun lalu.

"Kami memberikan rekomendasi MTEL karena kami melihat manfaat dari perluasan jaringan operator telekomunikasi nomor 2 dan 3 di Indonesia ke luar Jawa, sehingga mendorong pertumbuhan EBITDA dua digit,” imbuhnya.

Sementara itu, MTEL juga menjalankan neraca dengan leverage yang paling rendah di antara emiten tower lainnya yang menjadikannya relatif defensif dalam lingkungan kenaikan suku bunga saat ini.

Analis Panin Sekuritas Aqil Triyadi menambahkan Mitratel menjadi pilihan utamanya karena masih memiliki ruang untuk menambah pendapatan dari tambahan sewa tower. Pasalnya, MTEL dinilai mempunyai jumlah menara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspansi operator seluler ke luar Jawa.

Dia meyakinini anak usaha Telkom itu akan diuntungkan dari ekspansi operator seluler karena ketersedian menara hingga layanan fiber.

----------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper