Bisnis.com, JAKARTA – BRI Danareksa melihat sektor menara telekomunikasi masih terbilang seksi dengan ruang pertumbuhan di luar Jawa. Mitratel atau MTEL menjadi favorit bagi sekuritas tersebut dengan target Rp960.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menilai dari 3 perusahaan menara terbesar di Indonesia, MTEL bakal menjadi jawara pada tahun ini dari sisi kinerja. Pasalnya, MTEL memunyai rasio sewa terendah di antara perusahaan sejenis sehingga memiliki peluang kolokasi dan monetisasi menara tertinggi.
Adapun operator telekomunikasi di luar Grup Telkom sedang melakukan ekspansi ke luar Jawa. Mitratel, lanjutnya, memiliki banyak pilihan sewa kolokasi yang ditawarkan jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
Adapun, nilai tambah lain Mitratel adalah kemampuan dan rekam jejak perseroan dalam hal perbaikan profitabilitas.
“Pada 2020, margin EBITDA MTEL mencapai 67,6% dan rasio sewa sebesar 1,65 kali. Dalam 30 bulan, rasio sewa yang dilaporkan MTEL sebesar 1,82 kali pada portofolio lama tersebut dan margin EBITDA sebesar 80,9% meskipun dalam prosesnya terdapat penambahan 15.123 menara baru secara anorganik,” sebutnya dalam riset dikutip, Jumat (11/1/2024).
Dia optimistis bahwa MTEL dapat membukukan pertumbuhan kinerja dua digit pada 2024 dan 2025 dengan rasio utang yang rendah dibandingkan dengan kompetitornya sehingga memiliki kemampuan besar untuk mengakuisisi aset produktif penghasil pendapatan.
Baca Juga
Niko merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp960 atau setara dengan 12,4x EV/EBITDA. Mitratel menjadi saham pilihan utama di sektornya karena prospek pertumbuhan yang lebih kuat dan valuasi yang murah.
Niko mengungkapkan bahwa laba bersih sektor infrastruktur telekomunikasi secara keseluruhan dapat tumbuh 11% pada 2024 didorong oleh segmen bisnis non-menara dan potensi merger pemain telekomunikasi yang membuka ruang pertumbuhan yang lebih tinggi di luar Jawa.
Perusahaan menara telekomunikasi, lanjutnya, beralih ke pengelolaan aset aktif seperti BTS, antena, dan peralatan gelombang mikro. Hal ini akan memperluas rantai nilai ICT mereka dan menghasilkan monetisasi yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan telekomunikasi.
Dia meyakini ekspansi tersebut dinilai akan secara signifikan meningkatkan peran strategis perusahaan menara dalam bidang infrastruktur ICT, meningkatkan daya tawar dan akibatnya akan memberikan valuasi yang lebih premium.
---------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.