Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai swasta PT Lion Mentari Airlines atau Lion Air berencana menyelenggarakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan mengincar dana segar hingga US$500 juta atau sekitar Rp7,77 triliun (kurs jisdor Rp15.558).
Mengutip pemberitaan Bloomberg, PT Lion Mentari Airlines sedang mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Rencana IPO ini akan membidik maksimal dana segar hingga US$500 juta.
Lion Air disebut akan menawarkan saham pada akhir tahun dengan bidikan dana di rentang US$300 juta hingga US$500 juta. Namun hingga saat ini, belum terdapat rincian waktu pelaksanaan IPO maupun informasi mengenai jumlah dan harga saham perdana.
Berdasarkan catatan Bisnis, isu mengenai melantainya maskapai penguasa market share penerbangan Indonesia ini sudah berembus sejak lama, setidaknya sejak 2019 lalu.
Saat itu, Presiden Direktur Lion Air yang menjabat Edward Sirait menuturkan bahwa pihaknya masih mengkaji aturan Undang-undang (UU) No.8/1995 mengenai Pasar Modal untuk menentukan langkah lebih lanjut perusahaannya.
"Konteks UU, IPO ini masih kami baca, aturan UU, saya belum waktunya bicara, karena kami bicara bisa batal, melanggar ketentuan, tapi kalau sudah waktunya pasti kita jelaskan," ungkapnya pada Kamis (27/6/2019).
Baca Juga
Namun, dia menegaskan bahwa pihaknya menginginkan beberapa usahanya melantai di bursa. Anak usahanya seperti Batam Aero Technic (BAT), menurutnya, sangat layak untuk dibuat terbuka kepada publik.
Dia menuturkan, pemegang sahamnya juga tidak melarang perusahaan untuk go public dan terbuka dengan segala kemungkinan. "Tinggal masalah waktu, time term-nya saja," imbuhnya.
Teranyar, salah satu anak usaha Lion Grup yaitu Lion Parcel tengah mempertimbangkan ulang rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2023. Namun hingga memasuki 2024, kabar IPO tak lagi terdengar.
Saat itu, Lion Parcel disebut tengah mengkaji ulang rencana IPO mengingat kondisi pasar yang dinilai kurang kondusif. Salah satu faktor yang membuat Lion Parcel mengkaji ulang rencana IPO adalah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung fluktuatif pada awal 2023.