Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa harga saham-saham batu bara seperti ADRO hingga ITMG masih belum menyala pada awal 2024 bila mengacu pada price earning ratio (PER).
Saat melakukan investasi saham, terdapat rasio yang bisa digunakan bagi investor untuk mencari saham-saham dengan harga murah. Rasio yang biasanya digunakan tersebut adalah price earning ratio (PER) untuk menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dan price book value (PBV) untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan.
PER biasanya mengindikasikan investor mengharapkan pertumbuhan laba bersih yang tinggi dari suatu perusahaan. Semakin tinggi angka price ratio ini, maka bisa dikatakan saham tersebut tengah berada pada harga yang mahal.
Sementara itu, untuk PBV, semakin kecil rasio PBV maka dapat mengindikasikan saham perusahaan yang murah. Tinggi rendahnya PBV biasanya ditentukan dengan membandingkan PBV saham lain atau dalam sektor tersebut.
Berdasarkan rasio tersebut, saat ini beberapa saham emiten batu bara tercatat memiliki PER dan PBV yang rendah akibat penurunan harga yang terjadi selama 2023. Namun, di tengah penurunan tersebut, terdapat dua perusahaan batu bara yang memiliki PER dan PBV tinggi.
Berdasarkan catatan Bisnis dari penutupan perdagangan Senin (8/1/2024), terdapat beberapa saham batu bara yang memiliki PBV di bawah 1 kali dan PER dengan harga yang rendah.
Baca Juga
PBV terkecil dimiliki oleh saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) yakni 0,43 kali dengan PER yang masih cukup murah, yakni di angka Rp4,14.
Selain INDY, terdapat beberapa emiten batu bara dengan PBV di bawah satu kali, yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dengan PBV 0,74 kali, dan PT TBS Energy Utama Tbk. (TOBA) dengan PBV 0,46 kali.
Sementara itu, PER terendah di sektor batu bara dimiliki oleh ADRO 3,11, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) di 3,81, INDY 4,14, PT United Tractors Tbk. (UNTR) di 4,2, hingga PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) di 4,3.
Akan tetapi, terdapat pula saham batu bara yang mengalami anomali atau kenaikan harga di saat harga saham batu bara lainnya turun. Saham tersebut merupakan saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
Berdasarkan data RTI Infokom, saham CUAN memiliki PBV sebesar 92,23 kali, dengan PER Rp645,92. Saat ini, saham CUAN diperdagangkan pada level Rp13.425, dan masih berada pada masa suspensi.
Selain CUAN, saham milik konglomerat batu bara lainnya yakni PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) juga masih memiliki PER dan PBV yang tinggi dibanding emiten lainnya di sektor ini. Saham milik Low Tuck Kwong ini memiliki PER Rp34,97 dengan PBV 20,58 kali.
Daftar PER dan PBV 15 saham batu bara per penutupan Senin (8/1/2024):
Emiten | Harga Saham | PER | PBV |
ADRO | 2.440 | 3,11 | 0,74 |
BSSR | 3.790 | 3,81 | 2,83 |
BUMI | 97 | 29,89 | 1,47 |
BYAN | 19.775 | 34,97 | 20,58 |
CUAN | 13.425 | 645,92 | 92,23 |
GEMS | 5.850 | 4,3 | 3,62 |
HRUM | 1.380 | 8,4 | 1,43 |
INDY | 1.545 | 4,14 | 0,43 |
ITMG | 27.100 | 3,64 | 1,17 |
MBAP | 4.320 | 10,44 | 1,74 |
MCOL | 5.525 | 5,34 | 2,25 |
PTBA | 2.630 | 6,01 | 1,58 |
SMMT | 895 | 12,62 | 2,86 |
TOBA | 300 | 15,71 | 0,46 |
UNTR | 23.025 | 4,2 | 1,15 |
_____________________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.