Bisnis.com, JAKARTA — Dua emiten di pasar modal menjadwalkan cum dividen pada pekan ini, yakni ADRO dan BBRI. Investor yang ingin mendapatkan dividen dari kedua perusahaan tersebut perlu memperhatikan tanggal cum date dividennya.
Emiten batu bara PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) berencana membagikan dividen interim tahun buku 2023 senilai US$400 juta atau setara Rp6,20 triliun. Adaro membagikan dividen berdasarkan Keputusan Direksi dan Dewan Komisaris tertanggal 14 Desember 2023.
Dividen ADRO berasal dari laba bersih perseroan pada periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023.
ADRO menjadwalkan cum dividen pada Kamis, 28 Desember 2023 di pekan ini dan ex dividen pada 29 Desember 2023. Sementara itu, pembagian dividen interim dijadwalkan pada tanggal 12 Januari 2024.
Sebagai informasi, cum date atau tanggal cum dividen adalah tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak untuk mendapatkan dividen perusahaan yang telah diumumkan.
Sementara itu, ex date atau tanggal ex dividen adalah hari pertama di mana pemegang saham tidak berhak lagi mendapatkan dividen dari suatu perusahaan. Biasanya, tanggal ex dividen dijadwalkan satu hari kerja setelah tanggal cum dividen.
Baca Juga
Selain ADRO, salah satu bank BUMN terbesar RI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga menjadwalkan cum dividen pekan ini.
BBRI akan membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp84 per saham. BBRI menjadwalkan cum dividen pada 29 Desember 2023, dan ex dividen pada 2 Januari 2024.
Nilai dividen interim BBRI pada tahun ini mencapai Rp12,73 triliun. Angka tersebut mengacu pada jumlah saham yang beredar di pasar sebanyak 151,55 miliar lembar.
Sebelumnya, Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menuturkan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan investor ketika akan membeli saham-saham emiten pembagi dividen, seperti besaran dividend yield dan kinerja keuangan.
"Investor perlu melihat kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, termasuk pendapatan, laba bersih, dan arus kas," kata Vicky, Jumat (22/12/2023).
Vicky melanjutkan, perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik, akan cenderung memiliki kemampuan untuk membayar dividen secara rutin dan stabil.
Selain itu, kata dia, investor juga perlu melihat stabilitas perusahaan dari segi operasional, keuangan, dan manajemen.
"Investor juga perlu mempertimbangkan risiko yang terkait dengan investasi saham, termasuk risiko fluktuasi harga, risiko likuiditas, dan risiko industri," ucapnya.
***
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.