Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra memberikan klarifikasi soal laporan dirinya oleh Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) ke pihak kepolisian.
Adapun, bos maskapai penerbangan pelat merah itu dilaporkan oleh Serikat Karyawan Garuda Indonesia pada Rabu, (20/12/2023) terkait dugaan tindakan pidana, yaitu secara sepihak menghentikan dan melakukan pemotongan iuran karyawan.
Irfan menegaskan tidak ada dampak operasional secara langsung terhadap kegiatan perseroan maupun terhadap harga saham GIAA atas adanya laporan oleh Sekarga tersebut.
"Tidak terdapat informasi material yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perseroan atau mempengaruhi harga saham perseroan," ujar Irfan dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Sabtu, (23/12/2023).
Perseroan, lanjutnya, akan senantiasa memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang pasar modal.
Orang nomor satu di emiten berkode saham GIAA itu mengatakan hingga saat ini perseroan secara resmi belum mendapatkan surat pemberitahuan ataupun surat panggilan dari instansi yang berwenang sehubungan dengan upaya hukum yang dilakukan oleh Sekarga.
Baca Juga
Irfan pun menjelaskan perihal pemotongan iuran karyawan yang menjadi sorotan.
"Bahwa sebelumnya terdapat pemberlakuan kebijakan penghentian bantuan pemotongan iuran anggota Sekarga dari gaji karyawan, yang bertujuan untuk mendorong independensi
Dia meminta agar Sekarga agar lebih mandiri dalam mengelola iuran keanggotaannya, termasuk menjaga aspek akuntabilitas dan kredibilitas terhadap seluruh anggotanya.
Selain itu, kata dia, hal tersebut dilakukan dengan turut mempertimbangkan upaya untuk meminimalisir perselisihan atas pembebanan langsung iuran keanggotaan serikat dari gaji karyawan.
Alhasil, Irfan melalui kuasa hukum yang ditunjuk saat ini tengah mempertimbangkan untuk melakukan upaya hukum yang dirasa perlu dalam menindaklanjuti rencana pelaporan oleh Sekarga.
Seiring dengan berkembangnya isu tersebut, saham GIAA terpantau ambles 12,35% sepekan dan parkir di level Rp71 per saham pada Jumat, (22/12/2023).
Jika ditarik lebih jauh, saham GIAA terpantau merosot 64,85% secara year-to-date (ytd) dari posisi 3 Januari 2023 di level Rp202 per saham.