Bisnis.com, JAKARTA – Unit usaha PT. Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID), PT. Bukit Makmur Mandiri akan menawarkan Obligasi I BUMA Tahun 2023 (”Obligasi”) dengan nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp1,5 triliun.
Presiden Direktur BUMA Indra Kanoena mengatakan penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 dilakukan untuk memberikan nilai tambah jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Kami percaya bahwa penerbitan obligasi ini akan memperkuat kepercayaan investor dari dalam negeri untuk mendukung industri pertambangan yang berkelanjutan,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (4/12/2023).
Penempatan dana obligasi ini direncanakan untuk mendorong pertumbuhan BUMA dalam peningkatan modal untuk pengembangan bisnis. Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 terdiri dari tiga seri.
Seri A dengan jangka waktu tiga ratus tujuh (370) Hari Kalender, seri B dengan jangka waktu tiga (3) tahun, dan seri C dengan jangka waktu lima (5) tahun, terhitung sejak tanggal emisi.
Dalam aksi korporasi ini, BUMA menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.
Baca Juga
Direktur BUMA Silfanny Bahar mengatakan BUMA memiliki rekam jejak yang terbukti andal dalam mengelola arus kas perusahaan secara tangguh. Menurutnya fokus perseroan adalah terus meningkatkan arus kas dari klien-klien Indonesia dan Australia, mengelola biaya dengan memanfaatkan teknologi inovatif, serta melakukan ekpansi bisnis sesuai strategi yang telah ditetapkan.
“Kami berkomitmen untuk menjaga manajemen keuangan yang solid, terutama dalam mempertahankan metrik kredit yang kuat, serta memperkuat posisi kami yang dominan di sektor pertambangan, baik di Indonesia maupun di Australia,” tegasnya.
BUMA merupakan kontraktor dengan pangsa pasar terbesar kedua di sektor jasa pertambangan Indonesia dan menjadi kontraktor kelas satu (tier 1). BUMA memiliki order book yang kuat, mencakup kemitraan jangka panjang dan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tambang terkemuka di berbagai lokasi, komoditas, dan disiplin tambang di Indonesia dan Australia.
Adapun kinerja BUMA selama sembilan bulan telah berhasil memecahkan rekor pendapatan yakni sebesar US$1,363 milliar dengan EBITDA US$308 juta, yang menghasilkan keuntungan bersih sebesar US$30 juta.
Silfanny mengatakan kinerja ini menggambarkan pengelolaan keuangan perusahaan yang sangat baik dan pertumbuhan perusahaan yang pesat. Pada periode yang sama, BUMA menunjukkan kapasitas arus kas yang melonjak menjadi US$237 juta. Dengan EBITDA yang terus meningkat dan mencapai peningkatan rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,85x.
"Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 semakin memperluas diversifikasi strategi pembiayaan kami yang saat ini terdiri dari Obligasi, Pinjaman Bank Konvensional dan Syariah, serta skema pembiayaan Leasing, yang semuanya dalam mata uang Dollar AS. Langkah strategis ini mengukuhkan komitmen kami terhadap transparansi, akuntabilitas, serta pelibatan komunitas investasi di pasar kami," tutup Indra
Masa Penawaran Awal dimulai pada hari Senin, 4 Desember 2023 dan akan berakhir pada hari Jumat, 8 Desember 2023. Inisiatif strategis ini merupakan tonggak bersejarah bagi BUMA seiring dengan perayaan HUT BUMA yang ke-25. Langkah awal BUMA di pasar obligasi Indonesia ini sekaligus juga memperkuat kredibiltas BUMA sebagai perusahaan jasa pertambangan terkemuka di Indonesia dan Australia.