Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (28/11): Emas Menguat, Batu Bara dan CPO Kompak ke Zona Merah

Harga emas di pasar spot pada perdagangan pagi ini, 7.34 WIB, menguat 0,12% ke level US$2.016,52. Sedangkan di sisi lain, harga batu bara dan CPO masih melemah.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga komoditas energi hari ini seperti batu bara dan minyak jenis brent dilaporkan melemah. Sedangkan harga minyak jenis WTI mengalami sedikit penguatan.

Harga batu bara melemah di tengah melonjaknya impor China. Pada November ini, China diperkirakan menumpuk batu bara tertinggi kedua tahun ini. Sedangkan harga minyak sawit atau CPO juga mengalami pelemahan.

Sedangkan harga emas yang berfungsi menahan inflasi dilaporkan mengalami penguatan tipis ke level US$2.016,52 atau melonjak 0,12%.  

Masih berdasarkan data Bloomberg, batu bara ICE Newcastle kontrak Januari 2024 pada perdagangan Senin (27/11/2023) melemah -0,23% atau -0,30 poin ke level US$129,10 per metrik ton. Adapun, kontrak untuk Desember 2023 ditutup melemah -0,31% atau -0,40 poin ke level US$127,50 per metrik ton.

Mengutip Reuters, Selasa (28/11) impor batu bara termal China pada November 2023 diproyeksikan melonjak ke total bulanan tertinggi urutan kedua tahun ini. Hal ini diyakini akan mendorong menaikkan harga batu bara jenis tertentu, yang paling banyak dicari oleh pembeli terbesar bahan bakar pembangkit listrik di dunia. 

Menurut Kpler, diperkirakan impor batu bara China mencapai sekitar 29,21 juta metrik ton pada November 2023, naik dari 24,62 pada bulan sebelumnya dan menempati urutan kedua tertinggi setelah 30,21 juta metrik ton pada Mei 2023. 

Kpler juga mengungkapkan bahwa Impor China didorong oleh peningkatan ekspor dari Indonesia, diperkirakan sebanyak 18,03 metrik ton akan tiba pada bulan ini. Jumlah ini naik dari impor dari Indonesia yang sebesar 16,70 metrik ton pada Oktober 2023. 

Di lain sisi, pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) dan Heinrich Böll Foundation (HBF) dalam laporan perkembangan tahunan mereka mengenai aksi iklim China, menuturkan bahwa pertumbuhan pesat di sektor energi terbarukan di China untuk memenuhi target-target iklim sedang digerogoti oleh ekspansi kapasitas batu bara yang terus berlanjut dan peningkatan pesat konsumsi energi

Menurut laporan, Jika laju ekspansi energi terbarukan tahun ini dipertahankan, Cina berada di jalur yang tepat untuk mencapai puncak emisi dan mulai menguranginya di tahun-tahun mendatang.

Kemudian, Ketiga negara Balkan Barat, Bosnia, Kosovo dan Serbia mendapat teguran dari pengawas lingkungan hidup karena kurangnya strategi konkrit untuk mencapai tujuan mereka dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Climate Action Network (CAN), sebuah koalisi LSM Eropa yang memerangi perubahan iklim, menuturkan dalam pernyataannya bahwa ketiga negara tersebut gagal mencapai target yang ditetapkan dalam Rencana Energi dan Iklim Nasional (NECP) dan hanya melakukan sedikit upaya untuk memperkenalkan strategi konkrit untuk menghentikan penggunaan batu bara. 

Harga Minyak Sawit (CPO) Hari Ini

Harga kontrak acuan crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 menurun 2 poin menjadi 3,888 ringgit per metrik ton.  Kemudian, untuk kontrak Desember 2023 juga melemah -15 poin menjadi 3,767 ringgit per metrik ton,

Mengutip Reuters, minyak sawit berjangka Malaysia pada Senin (27/11) menyentuh level terendah dalam dua minggu, mengikuti kerugian minyak mentah saingannya yakni Dalian meskipun kerugian dibatasi oleh peningkatan ekspor. 

Surveyor kargo Intertek Testing Services menuturkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 November 2023 naik 13,6% menjadi 1,26 juta ton dari 1,11 juta ton, yang dikirim pada 1-25 Oktober 2023.

Sedangkan,  menurut perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1 - 25 November 2023 naik 7,2% menjadi 1,15 juta ton dari 1,08 juta ton yang dikirimkan pada 1 - 25 Oktober 2023. 

Harga minyak mentah juga tergelincir, dengan minyak Brent menurun ke level US$80 per barel. Penurunan ini terjadi karena investor menunggu pertemuan OPEC+ untuk mencapai kesepakatan membatasi pasokan hingga 2024. 

Dengan melemahnya harga minyak mentah berjangka, menjadikan CPO sebagai pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel. 

Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, turun 0,76%. Kontrak minyak sawit, DCPcv1, turun 1,0%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT), BOcv1, naik 0,5%.

Analis teknikal Reutersmenuturkan harga minyak sawit mungkin turun pada kisaran 3.840-3.860 ringgit per metrik ton, seperti yang ditunjukan oleh pola double top.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper