Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami koreksi pada perdagangan besok, Selasa (28/11/2023).
Head of Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG kembali mengalami pullback pasca uji resistance 7050. Dengan demikian, IHSG kembali membentuk upper-bound panjang untuk kali kedua secara berturut-turut.
“Secara teknikal, IHSG masih berada dalam kondisi rawan profit taking di Selasa (28/11/2023). Waspadai potensi pullback koreksi ke critical level di 7.000,” katanya dalam riset harian.
Valdy melanjutkan IHSG akan di pengaruhi oleh beberapa sentimen, di antaranya perlambatan pertumbuhan M2 money supply atau uang beredar di Indonesia.
Pertumbuhan uang beredar di Indonesia tercatat sebesar 3,4% yoy di Oktober 2023 dari 6% yoy di September 2023. Kondisi ini memperkuat keyakinan pasar terhadap tren penurunan inflasi jelang akhir tahun 2023.
Dengan demikian, BI diyakini memiliki ruang untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 6% pada RDG Desember 2023.
Baca Juga
Kondisi ini memicu penguatan signifikan sebesar 0,45% nilai tukar Rupiah ke level Rp15.490 per dolar AS di Senin (27/11/2023) sore.
Sementara itu, indeks komposit parkir di level 7.013 atau naik 0,05%. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di rentang 7.061 hingg 7.008. Sebanyak 271 saham menguat, 248 saham turun dan 247 saham stagnan dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.074,19 triliun.
Adapun sepanjang perdagangan sebanyak 19,28 miliar saham beredar dengan nilai sebesar Rp10,19 triliun. Secara year to date, IHSG membukukan retun sebesar 2,38%.
Kemudian pada perdagangan hari ini, asing mencatatkan net buy atau beli bersih di seluruh pasar sebesar Rp831,18 miliar dengan rincian pasar reguler sebesar Rp688,43 miliar dan net buy pasar tunai dan negosiasi sebesar Rp142,75 miliar.
Adapun dengan prediksi IHSG dan sentimen yang ada, Valdy merekomendasikan beberapa saham, di antaranya BBTN, BMRI, CTRA, SMGR dan UNTR dengan trading buy, peluang buy on support pada ACES dan ISAT serta peluang speculative buy pada BMTR.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.