Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Jagokan Saham BBCA, ISAT & HMSP saat IHSG Rawan Koreksi

IHSG diprediksi rawan melanjutkan koreksinya pada perdagangan Rabu (22/11/2023). Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham BBCA, ISAT hingga HMSP pagi ini.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi rawan melanjutkan koreksinya pada perdagangan Rabu (22/11/2023), setelah parkir di zona merah kemarin. Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham BBCA, ISAT hingga HMSP pada perdagangan hari ini.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan secara teknikal, IHSG terkoreksi pasca kembali menguji level psikologis 7.000 di Selasa (21/11/2023). Bersamaan dengan koreksi tersebut, stochastic RSI membentuk death cross pada overbought area.

"Waspadai potensi koreksi lanjutan pada IHSG ke kisaran support 6.930-6.950 pada perdagangan hari ini," ujar Valdy dalam riset Rabu, (22/11/2023).

Dia mengatakan, pada perdagangan hari ini, level resistance IHSG di angka 7.000, sedangkan level pivot adalah 6.950 dan level support di angka 6.900. Adapun, pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG melemah 0,47% di level 6.961,79.

Dia mengatakan, pergerakan IHSG hari ini kemungkinan akan merefleksikan respons pasar terhadap risalah FOMC The Fed terbaru. Konfirmasi petunjuk bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuan dalam FOMC Desember 2023 dapat membatasi potensi koreksi lanjutan IHSG.

Di sisi lain, pernyataan bahwa kebijakan moneter ketat masih diperlukan cenderung menekan IHSG, terutama di awal perdagangan hari ini. Masih terakit kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan merilis hasil RDG pada 23 November 2023. BI diyakini akan menahan sukubunga acuan di level 6%.

Dari sentimen global, indeks-indeks Wall Street terkoreksi pada Selasa (21/11) merespons rilis risalah FOMC The Fed pada 1 November 2023 lalu. Dalam risalah tersebut, The Fed menyatakan bahwa kebijakan moneter ketat masih diperlukan mengingat tingkat inflasi yang masih berada di atas target the Fed di 2% year-on-year (yoy).

The Fed mengistilahkan kondisi inflasi di AS dengan “stubborn inflation”. Akan tetapi, Fed juga menegaskan petunjuk kemungkinan menahan sukubunga acuan di level 5,25%-5,5% dalam FOMC Desember 2023 mendatang. Hal ini yang membatasi koreksi Wall Street kemarin.

Serupa dengan Wall Street, mayoritas indeks di Eropa juga terkoreksi pada perdagangan kemarin. Koreksi disebabkan oleh antisipasi pasar terhadap risalah Bank Sentral AS.

Ditengah sikap wait and see tersebut, kabar positif datang dari Bank of England (BoE). Gubernur BoE, Andrew Bailey menyatakan bahwa inflasi di Inggris berada pada jalur yang tepat untuk menuju target 2% yoy, terlebih setelah adanya perlambatan laju inflasi yang cukup signifikan pada Oktober 2023 lalu.

Dari sisi komoditas, harga minyak stagnan pada Selasa (21/11) menyusul pelemahan signifikan dalam beberapa hari sebelumnya. Pergerakan harga minyak masih terkait dengan antisipasi pertemuan OPEC+ pada 26 November 2023 dengan salah satu topik adalah pemangkasan lanjutan volume produksi.

Dengan berbagai sentimen tersebut, Valdy mengatakan pasar dapat mencermati peluang buy on support pada saham BBCA, ISAT, EXCL, HMSP, potensi uji resistance (reversal) pada saham BFIN, dan trading buy pada saham AKRA.

_______ 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper