Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Merugi Rp875 Miliar, Simak Target AirAsia (CMPP) pada 2024

AirAsia Indonesia (CMPP) percaya diri akan mendapatkan positioning yang lebih baik maksimum pada awal pertengahan tahun depan.
AirAsia/Bloomberg
AirAsia/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) masih mencatatkan rugi bersih per kuartal III/2023 sebesar Rp875 miliar. Oleh sebab itu, AirAsia merencanakan sejumlah ekspansi untuk memulihkan kinerja pada 2024.

Berdasarkan laporan keuangan di laman BEI, rugi bersih AirAsia sebesar Rp875,42 miliar pada 9 bulan pertama 2023. Namun, rugi bersih itu menyusut 40,99% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,48 triliun.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine Sinaga mengakui bahwa pemulihan (recovery) pesawat masih menjumpai hambatan, sehingga hingga akhir tahun 2023 perseroan masih belum optimistis dapat mencetak laba.

"Namun sayangnya kami harus mengakui bahwa recovery pesawat kami itu, masih menjumpai hambatan dan ini adalah di luar kontrol kami berkaitan dengan ketersediaan spare parts dan material," ujar Veranita pada paparan publik CMPP pada Kamis, (16/11/2023).

Oleh sebab itu, perseroan belum optimistis dapat mencetak laba hingga akhir 2023. Alhasil target perseroan untuk dapat mencetak laba mundur dan diestimasikan pada paruh kedua 2024.

"Itulah yang menyebabkan kami harus set bahwa rencana untuk kita menjadi perusahaan yang profitable itu akan sedikit mundur, tapi kami percaya diri akan mendapatkan positioning ini maksimum di awal pertengahan tahun depan," kata dia.

Di lain sisi, pendapatan AirAsia justru melonjak 96,73% yoy menjadi Rp4,93 triliun, dibandingkan kuartal III/2022 sebesar Rp2,5 triliun.

Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan AirAsia ditopang dari operasi penerbangan sebesar Rp2,02 triliun, sedangkan segmen ancillary dan lain-lain sebesar Rp2,91 triliun.

Seiring hal tersebut Air Asia juga berencana ekspansi untuk memperluas rute penerbangan internasional ke berbagai negara, di antaranya yaitu China, Hong Kong, India, Maladewa, Brunei, Filipina, dan Timor Timur.

Seiring kenaikan pendapatan, beban usaha CMPP juga ikut terkerek 45,52% menjadi Rp5,54 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebeesar Rp3,81 triliun. 

Adapun, kas dan bank akhir periode perseroan mnyusut 58,97% menjadi Rp54,19 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp132,10 miliar.

Berdasarkan neraca, total aset perseroan naik menjadi Rp5,75 triliun per 30 September 2023, dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp5,35 triliun.

Liabilitas perseroan naik menjadi Rp13,44 triliun, dibanding posisi Desember 2022 sebesar Rp12,17 triliun. Sedangkan defisiensi modal sebesar Rp7,68 triliun, dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp6,81 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper