Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) meraih kontrak pembangunan proyek Jalan Tol Akses Patimban Paket 2 senilai Rp873 miliar.
Direktur Operasi II WSKT Dhetik Ariyanto mengatakan jalan tol ini bakal menghubungkan Pelabuhan Patimban dengan Jalan Tol Trans Jawa ruas Cikopo-Palimanan, Jawa Barat dan juga sebagai dukungan pengembangan untuk wilayah-wilayah di sekitarnya.
“Tujuan dibangunnya Jalan Tol Akses Patimban untuk meningkatkan konektivitas di Jawa Barat dan memperlancar arus logistik maupun aktivitas ekspor impor yang bersumber dari kawasan industri Cikarang-Cibitung-Karawang hingga Cikampek menuju Pelabuhan Patimban,” ujar Dhetik Ariyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (14/11/2023).
Jalan Tol Akses Patimban memiliki total panjang 37,05 km. Dari jumlah itu, sepanjang 14,11 km akan dibangun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan sepanjang 22,94 km akan dibangun oleh pemerintah dan Waskita akan mengerjakan sepanjang 6,2 Km.
Dalam proyek tersebut, WSKT menerapkan skema joint operation bersama Brantas Abipraya. Perinciannya, perseroan menggenggam porsi sebanyak 60% dan Abipraya sebesar 40%.
Proyek ini meraih sumber pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan estimasi waktu pengerjaan konstruksi selama 700 hari atau 23 bulan. Skup pekerjaan meliputi konstruksi jalan, jembatan, overpass, box pedestrian dan box culvert.
Baca Juga
Di sisi lain, Pelabuhan Patimban digadang-gadang pemerintah sebagai pelabuhan strategis untuk masa depan. Oleh karena itu, Jalan Tol Akses Patimban diharapkan menjadi penghubung kawasan industri dan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
Pasalnya, Patimban dinilai akan menjadi pusat pertumbuhan kota metropolitan baru dalam pengembangan segitiga emas Rebana. Selain itu, pelabuhan ini diharapkan dapat menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru.
Sementara itu, Waskita sebelumnya telah mengerjakan Paket 5 Terminal Kendaraan Pelabuhan Patimban pada Desember 2022 dengan nilai kontrak Rp3,7 triliun.
Proyek tersebut dikerjakan dengan skema joint venture, yaitu TOA 60% (Jepang), Waskita 16%, Wakachiku 10%, Hutama Karya sebesar 8%, dan Abipraya mencapai 6%.