Bisnis.com, JAKARTA — Beberapa emiten batu bara telah mengeluarkan laporan keuangan kuartal III/2023. Sebagian besar kinerja dari perusahaan-perusahaan batu bara seperti ADRO, PTBA, hingga INDY ini terkoreksi hingga 9 bulan 2023.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, terdapat setidaknya 10 perusahaan batu bara yang telah mengeluarkan laporan keuangannya. Sejauh ini, emiten dengan pendapatan dan laba tertingi hingga kuartal III/2023 ini adalah PT Adaro Energy Tbk. (ADRO).
ADRO membukukan pendapatan sebesar Rp77,14 triliun pada kuartal III/2023, melampaui capaian emiten batu bara lainnya yang telah melaporkan laporan keuangannya. Akan tetapi, pendapatan ini turun 15,76% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp91,5 triliun.
Demikian pula capaian laba bersih ADRO menjadi yang paling tinggi di antara emiten batu bara lainnya sampai 10 November 2023, yakni mencapai Rp18,87 triliun. Namun, sama dengan kinerja pendapatan ADRO, laba bersih ADRO ini turun jika dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp29,4 triliun.
Sebelumnya, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir mengatakan penurunan EBITDA dan operasional ADRO hingga kuartal III/2023 disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata dan kenaikan biaya.
“Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target tahun penuh 2023 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis," ujar Garibaldi dalam keterangan resminya.
Baca Juga
Selain ADRO, emiten batu bara anggota indeks LQ45 lain yang telah mengeluarkan laporan keuangannya adalah PT Indika Energy Tbk. (INDY) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA). Sama seperti ADRO, kedua emiten ini juga mencatatkan penurunan kinerja pada 9 bulan 2023.
INDY mencetak penurunan pendapatan sebesar 26,6% menjadi Rp35,6 triliun, sementara pendapatan PTBA tergerus 10,73% menjadi Rp27,7 triliun hingga 9 bulan 2023.
Begitu pula laba bersih INDY dan PTBA yang turun masing-masing sebesar 72,27% menjadi Rp1,45 triliun dan 62,2% menjadi Rp3,7 triliun.
Emiten | Pendapatan Kuartal III/2023 | Perubahan | Laba Bersih Kuartal III/2023 | Perubahan | ||
2023 | 2022 | 2023 | 2022 | |||
ADRO* | Rp77.142.233 | Rp91.576.938 | -15,76% | Rp18.877.073 | Rp29.477.971 | -35,96% |
INDY* | Rp35.600.408 | Rp48.527.140 | -26,64% | Rp1.453.294 | Rp5.240.770 | -72,27% |
PTBA | Rp27.737.609 | Rp31.070.680 | -10,73% | Rp3.779.238 | Rp10.001.360 | -62,21% |
MBAP* | Rp2.601.537 | Rp5.669.311 | -54,11% | Rp380.987 | Rp2.514.568 | -84,85% |
BSSR* | Rp13.264.945 | Rp11.203.093 | 18,40% | Rp1.942.381 | Rp3.059.728 | -36,52% |
SMMT | Rp771.504 | Rp713.737 | 8,09% | Rp167.572 | Rp282.304 | -40,64% |
TOBA* | Rp5.735.914 | Rp7.265.454 | -21,05% | Rp116.104 | Rp848.003 | -86,31% |
COAL | Rp523.146 | Rp542.869 | -3,63% | Rp42.429 | Rp99.075 | -57,17% |
GTBO* | Rp685.294 | Rp519.426 | 31,93% | Rp163.851 | Rp47.373 | 245,87% |
Angka disajikan dalam jutaan rupiah | ||||||
*Dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs Jisdor 29 September 2023 Rp15.487 per Dolar AS |
Meski turun hingga 72,2%, INDY bukanlah emiten batu bara dengan penurunan laba terdalam sepanjang 9 bulan 2023. Penurunan terdalam sepanjang 9 bulan 2023 ini dialami oleh emiten batu bara terafiliasi Pandu Sjahrir, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA).
TBS Energi Utama atau TOBA mencetak pendapatan Rp5,73 triliun atau turun 21%, dengan laba bersih sebesar Rp116 miliar atau turun 86,3% dari sebelumnya sebesar Rp848 miliar secara tahunan atau year on year.
Di saat mayoritas emiten batu bara mengalami penurunan kinerja, emiten batu bara PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO) masih mencatatkan pertumbuhan kinerja sampai 9 bulan 2023. GTBO mencetak pendapatan sebesar Rp685 juta, naik 31,93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp519 juta.
Demikian pula dengan laba bersih GTBO yang naik hingga 245,8% menjadi Rp163,8 miliar, dari Rp47,4 miliar secara tahunan.
Dengan kinerja emiten-emiten batu bara tersebut, patut dinantikan kinerja beberapa emiten batu bara milik grup konglomerasi seperti PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) yang belum mengeluarkan laporan kinerja kuartal III/2023.