Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memperlihatkan penguatan pada perdagangan hari ini, Rabu (8/11/2023).
Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 38 poin atau 0,24% menuju level Rp15.598 per dolar AS, sekalipun indeks dolar AS menguat tipis 0,07% ke 105,61.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka menguat. Ringgit Malaysia, semisal, menguat 0,06% diikuti baht Thailand yang naik 0,07%, dan peso Filipina menguat 0,14%. Adapun won Korea menguat 0,29% dan yuan China naik 0,12%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah hari ini diprediksi fluktuatif namun berpeluang melemah di rentang Rp15.620- Rp15.690 per dolar AS.
Sentimen kuat mancanegara datang dari kebijakan moneter Bank Sentral AS Federal Reserve. Menurut Ibrahim, meski The Fed mencatatkan beberapa kemajuan dalam melawan inflasi, tetapi inflasi AS masih jauh di atas target 2% yang berpotensi mengerek kembali suku bunga acuan.
“Di lain sisi, data perdagangan China masih lesu, dengan capaian ekspor menyusut lebih dari yang diperkirakan pada Oktober 2023. Sementara surplus perdagangan negara tersebut menyempit ke level terlemah dalam 17 bulan,” jelasnya dalam riset, dikutip Rabu (8/11/2023).
Baca Juga
Meskipun impor China naik secara tak terduga, pelemahan ekspor menandakan berlanjutnya penurunan mesin ekonomi terbesar, yaitu eksportirnya. Sebagian besar penurunan ini disebabkan oleh memburuknya permintaan di negara tujuan ekspor terbesar China di wilayah Barat.
“Pelemahan di China menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia yang lebih luas, yang bergantung pada negara tersebut sebagai pusat perdagangan. Data inflasi China akan dirilis akhir pekan ini, dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk terhadap raksasa Asia tersebut,” ujar Ibrahim
Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 mencapai 4,94% secara year-on-year (yoy). Hal tersebut menurutnya sangat berbeda dengan prediksi pemerintah dan para ekonom sebesar 5,17%. Namun pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara di dunia.
Hal ini ditopang oleh solidnya permintaan domestik yang tecermin dari konsumsi rumah tangga dan kuatnya konsumsi domestik. Indeks keyakinan konsumen yang masih di level 121,7 pada November 2023.
Kemudian, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga jadi kontributor tertinggi 52,62% terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III/2023. Sedangkan, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi sebesar 29,68%.