Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Sebut Pelemahan Rupiah Hanya Sementara, Tak Bakal Sentuh Rp16.000

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS dinilai bersifat hanya sementara dan diprediksi tidak akan menyentuh Rp16.000 hingga 2024.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede meyakini menguatnya nilai mata uang dolar AS terhadap rupiah diyakini hanya bersifat sementara. Bahkan, kenaikan nilai tukar dolar tidak akan pernah menyentuh angka Rp 16.000 hingga 2024.

Menurutnya, pergerakan mata uang saat ini terdorong sentimen. Di mana, muncul kekhawatiran dari pelaku pasar, lantaran adanya tensi memanasnya geopolitik hingga tren higher for longer yang pada akhirnya mempengaruhi pergerakan mata uang. 

“Kalau misalnya ending [akhir tahun] di Rp15.500 mestinya akan di kisaran itu, artinya sepanjang tahun depan pun rasa-rasanya tidak ada alasan kuat untuk rupiah melemah lebih jauh lagi karena faktor fundamental itulah yang lebih menjawab,” ujarnya dalam Launching Permata Institute for Economic Research di Jakarta Pusat, Selasa (7/11/2023).

Menurut Joshua, faktor fundamental negara yang kuat menjadi penting dalam mendukung argumennya bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak akan berlanjut hingga mencapai angka tertentu, seperti Rp16.000, hingga tahun depan.

Tercatat, dirinya menuturkan saat ini tingkat inflasi Indonesia masih terjaga di bawah 4% dengan prediksi inflasi di angka 2,89% di sisa 2023 dan 3,17% pada akhir 2024. Hal ini masih sesuai target Bank Indonesia yang berkisar di angka 1,5% sampai 3,5%.

Bahkan, dirinya menyebut dengan Lembaga Pemeringkat Rating & Investment menaikkan outlook Indonesia menjadi positif dengan peringkat kredit tetap pada posisi BBB+ (investment grade) kian menunjukkan ada potensi, di mana peringkat utang dinaikkan, yang pada akhirnya investasi portofolio dan riil makin diminati. 

“Jadi yang terpenting adalah stabilitas, bukan menguat dalam waktu cepat lalu melemah lagi. Namun, bagaimana volatilitas ini yang bisa dijaga,” ucapnya. 

Sementara itu, pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (7/11/2023) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.636 per dolar AS. Pergerakan mata uang Asia lainnya terpantau lesu dihantam oleh dolar AS sore ini. 

Adapun, berdasakan catatan Bisnis, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan potensi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2023 bakal terkerek ke atas 5% (year-on-year/yoy) dengan porsi belanja negara yang masih tersisa Rp1.078 triliun.  

Melihat pola belanja pemerintah, lanjutnya, pada kuartal III/2023 memang selalu tercatat kontraksi dan baru akan terealisasi pada kuartal terakhir.  

“Saya sudah menghitung untuk sampai Desember ini dari alokasi belanja yang ada, kami masih ada kuartal terakhir, belanja di dalam APBN masih ada Rp1.078 triliun,” ujarnya dalam Konferensi Pers PDB Kuartal III 2023 serta Stimulus Fiskal, Senin (6/11/2023). 

Sementara dari sisi penerimaan negara, Sri Mulyani memperkirakan akan ada Rp650 triliun yang masuk ke kantong negara.  

Untuk mengerek pertumbuhan ekonomi pula, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan berupa insentif sektor perumahan, bantuan pangan, dan bantuan langsung tunai atau BLT.  

“Dengan adanya beberapa kebijakan tambahan, kami berharap akan memperbaiki outlook dari kuartal IV/2023 sehingga bisa tetap terjaga di 5%,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper