Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.575 pada perdagangan hari ini, Selasa (7/11/2023).
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,23% ke Rp15.575 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,14% ke 105,36.
Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka melemah. Di antaranya adalah yen Jepang turun 0,02%, dolar Singapura turun 0,19%, won Korea Selatan turun 0,74%, peso Filipina turun 0,38%, ringgit Malaysia juga tertekan 0,53%
Lalu yuan China turun 0,10%, ringgit Malaysia turun 0,56%, baht Thailand turun 0,05%, dan rupee India naik 0,08%.
Sebelumnya, Pengamat Pasar Uang Lukman Leong menjelaskan rupiah menguat di tengah sentimen risk off pasar dan perlemahan besar dolar AS. Lukman menjelaskan pelemahan dolar diakibatkan oleh data ekonomi AS non-farm payroll (NFP) dan ISM Manufacturing Index yang lebih lemah pada hari Jumat (3/11/2023).
"Namun, rupiah sedikit terkoreksi setelah data pertumbuhan ekonomi PDB kuartal III/2023 yang lebih rendah dari perkiraan," kata Lukman dihubungi, Senin (6/11/2023).
Baca Juga
Lukman melanjutkan, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan, dengan investor mengantisipasi data perdagangan China yang diperkirakan akan lebih baik dari bulan lalu. Namun, kata Lukman, tentunya rupiah juga akan melemah apabila data dari China ternyata di bawah harapan.
Dengan absennya data ekonomi penting dari AS, Lukman memperkirakan dolar AS diperkirakan akan tertekan dan melanjutkan pelemahan minggu ini.
Adapun Lukman memperkirakan mata uang rupiah hari ini akan diperdagangkan pada level Rp15.500-Rp15.600.