Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten taksi milik Keluarga Djokosoetono, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) terpantau melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (7/11/2023), atau satu hari setelah Bayu Priawan Djokosoetono resmi didapuk menjadi bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Berdasarkan data RTI, saham BIRD turun 0,81% atau 15 poin ke level Rp1.845 pada akhir perdagangan sesi pertama, Selasa (7/11/2023). Sepanjang hari, saham BIRD bergerak di rentang 1.830-1.875.
Sebanyak 1,77 juta saham BIRD ditransaksikan dengan nilai Rp3,26 miliar dan frekuensi transaksi 921 kali. Price to earnings ratio (PER) BIRD berada di 9,42 kali, sedangkan price to book value (PBVR) 0,85 kali. Kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp4,62 triliun.
Dalam empat perdagangan sebelumnya saham BIRD juga selalu parkir di zona merah, dengan total koreksi mencapai 6,19%. Dalam 3 bulan terakhir, saham BIRD telah anjlok 19,78%. Meski begitu, secara year to date saham BIRD telah melesat sebanyak 30,85%.
Sebelumnya, kubu pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akhirnya resmi mengumumkan nama-nama Tim Kampanye Nasional (TKN) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), pada Senin (6/11/2023). Dari sederet nama yang dipublikasikan, Bayu Priawan Djokosoetono muncul menjadi salah satu tim pemenangan dengan jabatan sebagai wakil bendahara TKN Prabowo-Gibran.
Bayu Priawan Djokosoetono merupakan cucu dari Mutiara Fatimah Djokosoetono, pendiri Blue Bird Taxi.
Baca Juga
Sebagai informasi, Pada 1965, Mutiara Fatimah memulai bisnis taksi Bluebird pertama kali di rumahnya, Jl. Cokroaminoto No.107. Lalu pada 1972, secara resmi Bluebird memiliki 25 armada dan mengaspal di Jakarta.
Bluebird menjadi taksi pertama yang menggunakan sistem tarif menggunakan argometer. Tak ketinggalan, taksi Bluebird kala itu sudah dilengkapi radio untuk kemudahan penyebaran pesanan yang didukung sistem operator terpusat.
Dibawah kepemimpinan Mutiara Fatimah yang bertangan besi tapi bersarung tangan sutera, Bluebird mampu mengembangkan bisnisnya, merambah ke armada bus Big Bird, sebagai armada antar jemput siswa sekolah di Jakarta Intercultural School. Selanjutnya, demi kenyamanan penumpang, pada 1981, taksi Bluebird dengan armda Holden Torana menjadi yang pertama menggunakan pendingin atau AC.
Hingga pada akhirnya pada tanggal 5 November 204 PT Blue Bird Tbk. (BIRD) resmi listing di Bursa dengan melepas sebanyak-banyaknya 376,5 juta saham senilai Rp 6.500. Jumlah itu sekitar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran saham. Saat ini, Bayu Priawan menjabat sebagai Komisaris Utama PT Blue Bird Tbk. (BIRD).
Kinerja BIRD
PT Blue Bird Tbk. (BIRD) menorehkan kinerja gemilang sepanjang tiga kuartal berjalan atau hingga 30 September 2023, dengan mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BIRD tembus Rp367,42 miliar hingga kuartal III/2023, atau naik 40,97% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp260,62 miliar.
Kenaikan laba didorong meningkatnya pendapatan 28,72% yoy menjadi Rp3,22 triliun pada 9 bulan 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,50 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan BIRD ditopang dari taksi yang berkontribusi sebesar Rp2,41 triliun, diikuti pendapatan non-taksi sebesar Rp854,43 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp44,35 miliar.
Direktur Utama BIRD, Adrianto (Andre) Djokosoetono, mengungkapkan capaian positif yang secara berkelanjutan tak lepas dari kerja sama antara keluarga besar Blue Bird, mitra strategis, serta loyalitas pelanggan.
"Perseroan akan terus meningkatkan kinerja dengan mengedepankan operasional bisnis yang berkelanjutan untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Andre dalam keterangannya dikutip Sabtu, (28/10/2023).
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.