Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp13,8 triliun sampai dengan kuartal III/2023.
Corporate Secretary UNTR Sara Lubis mengatakan bahwa realisasi belanja modal itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp5,3 triliun. Mayoritas capex digunakan untuk pembelanjaan alat berat guna menunjang lini bisnis kontraktor pertambangan.
Adapun di sisa tahun ini, atau pada kuartal IV/2023, perseroan memfokuskan realisasi belanja modal untuk memenuhi pengadaan alat berat. Sepanjang tahun 2023, UNTR menganggarkan capex sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,06 triliun.
“Sisa capex di tahun ini masih untuk pemenuhan pengadaan alat berat, serta penyelesaian pembangunan dan perbaikan fasilitas-fasilitas penunjang di lini bisnis lainnya, seperti workshop, warehouse, dan lain-lain,” ujar Sara kepada Bisnis, Minggu (5/11/2023).
Menyitir laporan keuangan hingga akhir September lalu, UNTR mencetak pendapatan bersih sebesar Rp97,59 triliun. Pendapatan bersih ini meningkat 6,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp91,53 triliun.
Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lain, UNTR meraih laba periode berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp15,3 triliun, turun 3% year-on-year (YoY). Penurunan ini diakibatkan kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.
Baca Juga
Di segmen alat berat, UNTR mencatatkan volume penjualan alat berat Komatsu sebanyak 4.365 unit atau turun 4% YoY. Turunnya penjualan alat berat tersebut dikarenakan melemahnya permintaan dari sektor konstruksi dan perkebunan.
Dari sisi bisnis kontraktor penambangan, yang dijalankan PT Pamapersada Nusantara (PAMA), membukukan pendapatan bersih sebesar Rp39,1 triliun, atau naik 18% secara tahunan.
PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 16% dari 83 juta ton menjadi 96 juta ton. Volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 23% dari 692 juta bcm menjadi 853 juta bcm, dengan rata-rata strip ratio 8,9x atau meningkat dari 8,3x.
Di unit usaha pertambangan batu bara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung, total penjualan batu bara mencapai 8,5 juta ton termasuk 1,8 juta ton batu bara metalurgi, atau naik 10% dari periode yang sama tahun 2022 yakni 7,8 juta ton.
Sementara itu, pendapatan dari unit usaha pertambangan batu bara mengalami penurunan sebesar 2% YoY menjadi Rp24 triliun karena dipicu oleh penurunan rata-rata harga jual batu bara.