Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) diproyeksi dapat mencetak laba hingga Rp4,8 triliun di akhir tahun 2023.
Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo memperkirakan PTBA akan mencetak pendapatan sebesar Rp36,4 triliun di akhir 2023, dengan net profit atau laba bersih sebesar Rp4,8 triliun. Proyeksi pendapatan dan laba bersih ini lebih rendah dari realisasi kinerja keuangan PTBA di tahun 2022 saat harga batu bara mencapai level tertinggi.
"Kami sedikit meningkatkan proyeksi target laba 2,3% untuk PTBA pada tahun 2023-2025, yakni Rp4,8 triliun, Rp4,2 triliun, dan Rp4 triliun masing-masing," tulis Thomas, dikutip Rabu (1/11/2023).
Dengan hasil 9 bulan 2023 dari PTBA, Ciptadana Sekuritas juga mengubah target harganya untuk saham PTBA, yakni menjadi Rp2.750, dari sebelumnya Rp2.900 per saham.
Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi hold untuk saham PTBA karena target harga Ciptadana Sekuritas saat ini hanya menawarkan kenaikan sebesar 6,2% dari harga saham saat ini.
Sebagai informasi, dalam laporan keuangan 9 bulan tahun 2023, PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,8 triliun. Laba bersih ini turun 62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 27,7 triliun, turun 12,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp31,07 triliun. Total aset perusahaan per 30 September 2023 sebesar Rp 36,0 triliun.
Selain Thomas Radityo dari Ciptadana Sekuritas, dua analis lain turut mengubah target harga untuk PTBA menyusul keluarnya laporan keuangan 9 bulan 2023. Ryan Davis dari Citi mengubah target harganya untuk saham PTBA menjadi Rp2.300, dengan rekomendasi jual.
Analis lain yang mengubah target harganya untuk PTBA adalah Reggie Parengkuan dari Indo Premier Sekuritas dengan target harga Rp2.850, dari sebelumnya Rp3.400 dan dengan rekomendasi hold.
Tidak jauh berbeda dari Thomas, dalam risetnya Reggie memperkirakan PTBA akan meraup pendapatan senilai Rp36,6 triliun di akhir 2023, dengan net profit mencapai Rp4,7 triliun.
Menurut Reggie, peluang bagi saham PTBA akan datang dari implementasi kebijakan BLU/MIP, dengan risiko datang dari harga batu bara yang lebih lemah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.