Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 148,15 juta saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) diborong oleh CEO GOTO, Patrick Walujo pada Senin (16/10/2023). Manuver tersebut mampukah mengerek harga saham GOTO?
Patrick Walujo membeli saham GOTO Seri A di harga Rp67,5 per saham, sehingga total dana yang dikeluarkan Patrick sebesar Rp10 miliar. Namun, jika dilihat dari nilai transaksi GOTO pada hari yang sama, sebesar Rp1,2 triliun, aksi pembelian itu hanya berkontribusi 0,82 persen terhadap pergerakan harga sahamnya.
Analis RHB Sekuritas Wendy Chandra mengungkapkan, pembelian saham GOTO oleh Patrick Walujo menunjukkan bahwa manajemen memiliki kepercayaan yang tinggi kalau GOTO on track.
“Ini menunjukkan bahwa manajemen memiliki kepercayaan yang tinggi kalau GOTO on track untuk bisa mencapai adjusted EBITDA positif, dan juga saat ini harga saham GOTO dinilai di bawah valuasi perusahaan.” kata Wendy kepada Bisnis, Junat (20/10/2023).
Sementara itu, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menjelaskan bahwa aksi beli oleh Patrick Walujo belum dapat berdampak signifikan terhadap pergerakan harga saham GOTO.
“Aksi pembelian Rp10 miliar tersebut, kemungkinan belum dapat berdampak signifikan terhadap pergerakan harga saham GOTO. Jika dibandingkan dengan nilai transaksi saham GOTO kemarin, Senin (16/10/2023) sebesar Rp1,2 Triliun, nilai Rp10 miliar tersebut hanya berkontribusi 0,82 persen terhadap pergerakan saham GOTO.” jelas Alrich.
Baca Juga
Dihubungi secara terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pembelian saham GOTO oleh Patrick Walujo sebenarnya bertujuan untuk menciptakan keyakinan terhadap pelaku investor, dalam hal ini masyarakat yang telah memiliki saham GOTO.
“Sebab selama ini, penurunan harga saham GOTO juga dipengaruhi faktor aksi jual saham yang dilakukan oleh investor-investor besar, terutama investor asing. Di sisi lain, penurunan harga saham GOTO jika ditinjau dari kronologisnya, juga dipengaruhi oleh faktor free float.” Jelas Nafan kepada Bisnis, Selasa (17/10/2023).
Free float yang disebutkan di atas mengacu pada kepemilikan saham GOTO yang dipegang oleh investor publik. Nafan menambahkan, selain faktor tersebut, perusahaan pun masih belum mencatatkan profitabilitas atau belum bertumbuh selama pasca IPO.
Meskipun demikian, GOTO sudah mulai menciptakan pertumbuhan di tahun ini, baik itu secara tahun ke tahun (YoY) maupun kuartal ke kuartal (QoQ). Namun, investor memang dituntut untuk lebih berhati-hati atau prudent mengenai kinerja fundamental GOTO ke depannya dalam rangka menciptakan profitabilitas.
“Ke depannya, apalagi ditunjang oleh penerapan efisiensi bisnis yang efektif, GOTO akan mencapai profitabilitasnya. Terutama dari sisi bottom line.” tutup Nafan. (Daffa Naufal Ramadhan)
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.