Bisnis.com, JAKARTA – Grup Sinarmas PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue untuk keperluan pelunasan utang dan modal kerja.
Manajemen FREN mengatakan perseroan berencana untuk melakukan PMHMETD V dengan menawarkan hingga 234 miliar saham biasa atas nama Seri D dengan nilai nominal Rp50 per saham.
Saham Seri D akan memiliki hak yang sama dengan saham-saham FREN lainnya yang telah dikeluarkan oleh perseroan sebelum PMHMETD V, termasuk hak untuk memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham serta hak atas dividen.
“Pelaksanaan PMHMETD V dapat dilakukan dalam bentuk uang tunai dengan menggunakan rupiah atau jumlah ekuivalennya dalam mata uang asing, atau kompensasi hak tagih kepada perseroan yang akan dikompensasikan sebagai setoran saham,” kata manajemen dalam keterbukaan informasi, Selasa (17/10/2023).
Manajemen FREN mengungkapkan alasan di balik rencana right issue ini. FREN membutuhkan pendanaan untuk merealisasikan belanja modalnya setiap tahun. Meskipun kinerja FREN membaik dari tahun ke tahun dengan adanya pengembangan usaha tersebut, namun pelaksanaan investasi dan belanja modal juga mengakibatkan rasio pinjaman bersih (net debt) baik terhadap ekuitas maupun terhadap EBITDA relatif tinggi.
“Oleh karena itu, FREN mempertimbangkan perlunya dilakukan pendanaan melalui ekuitas untuk memperbaiki struktur permodalan perseroan,” jelas manajemen.
Baca Juga
Di lain sisi, kata manajemen, pergerakan harga saham FREN selama satu tahun terakhir selalu berada di bawah harga nominal saham yaitu Rp100 setiap saham, sehingga pendanaan melalui ekuitas pada harga pasar tidak dapat dilakukan karena bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sehubungan dengan hal tersebut, manajemen FREN mengusulkan kepada para pemegang saham untuk memberikan persetujuan terhadap pelaksanaan pengeluaran saham dengan nilai nominal yang berbeda yaitu Rp50 per saham.
Saham seri D yang akan diterbitkan ini memiliki dua ketentuan. Pertama, saham seri D memiliki klasifikasi yang sama dengan saham-saham biasa atas nama yang telah diterbitkan oleh perseroan sebelumnya.
Kedua, saham dengan nilai nominal lama yang telah diterbitkan oleh perseroan, yaitu Saham Seri A, Seri B, dan Seri C yang berturut-turut memiliki nominal Rp2.000, Rp1.000, dan Rp100 per saham tidak dapat dikonversi menjadi Saham Seri D dengan nilai nominal baru Rp50 per saham.
“Dalam waktu bersamaan dengan penerbitan saham seri D, FREN juga akan meningkatkan modal dasar dari sebelumnya Rp63 triliun, menjadi senilai Rp107 triliun,” jelas manajemen.
Selain itu, FREN juga akan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari semula Rp39,88 triliun (335,38 miliar saham) menjadi Rp58,74 triliun (640,92 miliar saham).
FREN akan meminta restu pemegang saham atas rencana rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 November 2023. Nantinya, pemegang saham yang berniat tidak melaksanakan haknya dalam rights issue ini akan mengalami delusi kepemilikan hingga maksimal 41,1 persen.