Bisnis, JAKARTA - Naiknya performa saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) membuat pundi-pundi kekayaan konglomerat Prajogo Pangestu menebal. Performa saham BREN tercermin setelah mengalami auto reject atas (ARA) selama sepekan perdagangan Bursa berturut-turut usai melantai.
Lumbung cuan Prajogo Pangestu menjadi salah satu sajian pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Senin (16/10/2023). Selain itu, beberapa ulasan lainnya seperti di antaranya nasib Waskita karya, proyek Jargas, pembiayaan kendaraan listrik hingga brand termahal di dunia.
1. Lumbung Cuan Prajogo Pangestu Kian Lebar dari Lesatan Saham BREN
Berdasarkan data Forbes Real Time Billionaire, kekayaan Prajogo Pangestu naik 8,26% atau US$942 juta menjadi US$12,3 miliar. Catatan tersebut menyalip kekayaan taipan keturunan India, Sri Prakash Lohia yang sebesar US$6,6 miliar.
Dengan posisi ini, kekayaan Prajogo Pangestu hanya kalah dari taipan batu bara Low Tuck Kwong dan duo Djarum Robert Budi Hartono dan Michael Hartono. Low Tuck Kwong masih menjadi orang Indonesia terkaya dengan nilai kekayaan US$25 miliar, disusul Robert Budi Hartono sebesar US$24,7 miliar, dan Michael Hartono sebesar US$23,7 miliar.
Apabila dibandingkan dengan data orang terkaya Indonesia pada tahun 2022, saat itu kekayaan Prajogo Pangestu adalah sebesar US$5,1 miliar. Prajogo Pangestu di akhir 2022 menjadi orang terkaya nomor 7 di Indonesia, di belakang duo Djarum, Low Tuck Kwong, Keluarga Widjaja, Sri Prakash Lohia, Anthoni Salim, dan Chairul Tanjung.
Baca Juga
Saat ini, dengan kekayaan senilai US$12,3 miliar, artinya kekayaan Prajogo Pangestu telah meningkat 141,17% sejak awal tahun.
Melonjaknya kekayaan Prajogo Pangestu ini mengikuti performa saham-saham milik Prajogo di lantai Bursa. Selain saham BREN yang ARA berjilid-jilid, Prajogo juga membawa perusahaan tambangnya PT Petrindo Kreasi Jaya Tbk. (CUAN) melantai di Bursa tahun ini, dengan saham yang telah naik 267,11% selama 6 bulan terakhir.
2. Nasib WSKT Ditagih Utang Mantan Wapres hingga Tol Ditaksir Salim
Utang BUMN Karya terkhusus PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) terus menjadi sorotan. Paling baru, Jusuf Kalla menyebut BUMN Karya ini memiliki utang sekitar Rp300 miliar kepada salah satu perusahaannya.
Di sisi lain, emiten konstruksi Grup Salim milik konglomerat Anthoni Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) berminat mengakuisisi jalan tol WSKT.
Penyelesaian utang dan melepas aset diketahui menjadi bagian dari upaya restrukturisasi WSKT guna menyehatkan kinerja keuangan perseroan. Salah satu pihak yang menagih utang ke BUMN Karya ini ialah Mantan Wakil Presiden RI yang juga pendiri Kalla Group, Jusuf Kalla.
Dia menyatakan ada salah satu perusahaan BUMN yang memiliki utang kepada salah satu perusahaannya yakni PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK) terkait proyek Tol MBZ. JK menyebut utang itu senilai Rp300 miliar dan sudah 3 tahun belum dibayar.
Jusuf Kalla mengaku tidak mengetahui alasan emiten BUMN Karya itu belum membayar utang ke Bukaka. Dia pun menyarankan agar pemerintah, selaku pemegang saham, bisa menjamin persoalan utang tersebut.
3. Napas Tambahan Proyek Jargas, dari Insentif Harga Gas—Dana APBN
Keputusan pemerintah untuk kembali mendorong pemanfaatan gas bumi melalui jaringan gas atau jargas dengan melakukan sejumlah perbaikan, termasuk menyiapkan insentif harga gas, memberi napas tambahan bagi kelangsungan salah satu proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
Selama ini, pelaksanaan proyek yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan subsidi liquefied petroleum gas (LPG) itu bisa dikatakan tersendat-sendat. Besarnya biaya pembangunan pipa dan infrastruktur yang dibangun langsung menuju rumah menjadi salah satu kendala yang membuat lambannya proyek percepatan pemanfaatan gas bumi itu.
Setidaknya dibutuhkan biaya sekitar Rp10 juta untuk pembangunan satu sambungan rumah (SR), padahal pemerintah sebelumnya telah menargetkan mampu membangun 1 juta SR setiap tahunnya untuk mengurangi impor LPG secara signifikan.
Di sisi lain, pemerintah sejak 2022 telah memutuskan untuk tidak lagi menganggarkan pendanaan dalam APBN untuk pembangunan jargas rumah tangga. Harapannya, pembangunan jargas tersebut dapat dilakukan juga oleh swasta dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), mengingat PT Pertamina Gas Negara Tbk. atau PGN (PGAS) sebagai perusahaan yang ditugaskan menjalankan program tersebut juga memiliki keterbatasan kemampuan dalam pembangunan infrastruktur jargas.
4. Optimisme Tambah Kue Bisnis Pembiayaan Kendaraan Listrik
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan penyaluran pembiayaan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) bakal meningkat, seiring dengan atraktifnya multifinance dalam memperluas penetrasi produk tersebut.
Meskipun, porsi pembiayaan kendaraan listrik terhutung masih kecil, yaitu pada kisaran 0,01% dari total pembiayaan.“Dengan perkembangan kendaraan listrik yang cukup pesat, diproyeksikan tren pembiayaan EV akan terus meningkat,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam jawaban tertulis dikutip Minggu (15/10/2023).
Agusman mengatakan dari perspektif pelaku industri pembiayaan, ada beberapa hal yang menjadi kendala dan tantangan atas pembiayaan kendaraan. Utamanya ketersediaan stasiun pengisian daya yang masih relatif terbatas, harga jual yang relatif lebih mahal, garansi setelah terjual termasuk baterai, ketersediaan baterai di pasaran, dan harga jual kendaraan listrik bekas yang masih belum ada kepastian.
Selain itu, lanjutnya, ketersediaan produk asuransi kendaraan listrik juga menjadi perhatian, mengingat untuk melakukan penyesuaian dari sisi risiko.“Saat ini hal tersebut sudah menjadi concern dari AAUI dan pelaku asuransi umum,” kata Agusman.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi sebelumnya berujar ada beberapa alasan porsi pembiayaan kendaraan listrik masih kecil. Pertama adalah infrastruktur stasiun pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia yang masih belum masif.
5. Merek Mewah Ini Jadi Produk Online Termahal di Dunia
Sejumlah merek fesyen bluechip tetap bertengger di urutan teratas merek paling top. Mereka sudah pasti mahal, tetapi tetap menjadi favorit para kolektor gaya hingga hampir dua abad.
Bagi orang-orang yang menghargai barang fesyen mewah karena kualitas dan keandalan teknik pembuatan, deretan barang mewah ini sudah tidak asing.
Barang mewah ini sudah sewajarnya memasang harga yang mahal. Konglomerasi fesyen ini tak hanya menawarkan barang dengan material kualitas premium, tetapi juga servis yang mengutamakan eksklusivitas.
Namun, Anda tak perlu lagi membuat janji untuk membeli barang mewah ini di toko. Pasalnya, Anda bisa membeli barang-barang ini secara online.
Keuntungan yang sudah pasti adalah lebih hemat. Meski jarang, beberapa brand mewah menawarkan diskon sesekali saat musim belanja tertentu.
Situs Go Banking Rates merangkum deretan merek fesyen mewah yang dijual secara online yang bakal cocok mengisi kabinet Anda baik akan Anda pakai ataupun akan menjadi investasi.