Bisnis.com, JAKARTA – Emiten milik konglomerat Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) melaporkan salah satu anak usaha PT Bara Karsa Lestari (BKL) berhenti melakukan kegiatan pertambangan karena izin usaha pertambangan (IUP) yang tidak diperpanjang.
Manajemen Bayan Resources menjelaskan IUP anak usaha untuk eksplorasi lahan seluas 7.000 hektare di Kalimantan Timur telah berakhir dan tidak tercatat dalam database Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara.
“Anak usaha yang dimiliki secara tidak langsung memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan pertambangan di WIUP-nya dan oleh karenanya BKL tidak melakukan upaya perpanjangan IUP,” kata manajemen, dikutip Senin (16/10/2023).
Keputusan BKL untuk tidak memperpanjang IUP karena laporan sumber daya dan cadangan tambang batu bara open cut per 1 April 2022 cadangan batu bara yang dimiliki oleh BKL adalah nihil dan lokasi WIUP yang berada di wilayah kehutanan.
Sebelumnya dalam keterbukaan laporan aktivitas eksplorasi kuartal II/2023, BYAN menyebutkan jika BKL sedang dalam tahap perpanjangan IUP eksplorasi.
Selain BKL masih ada dua anak usaha lagi yang sedang berada dalam tahap perpanjangan IUP, yaitu PT Mahakam Bara Energi dan PT Mahakam Energi Lestari. Adapun sebanyak 4 anak usaha berada dalam tahap berproduksi dengan IUP.
Baca Juga
Kemudian 3 anak usaha masih dalam tahap proses rekomendasi gubernur pengajuan izin pinjam pakai kawasan hutan.
Sementara itu sepanjang kuartal II/2023, BYAN telah menggelontorkan dana eksplorasi sebesar US$637.429,63 atau setara Rp9,56 miliar (kurs jisdor Rp15.000) untuk lima anak usaha.
Secara lebih rinci, PT Gunungbayan Pratamacoal Blok II menyerap US$381.523,23 biaya untuk pengeboran dangkal sebanyak 112 titik dan bor dalam sebanyak 47 titik dengan total kedalaman mencapai 10.432,55 meter.
Kemudian PT Perkasa Inakakerta menelan biaya US$48.377,40 untuk aktivitas bor dalam sebanyak 15 titik dengan total kedalaman yaitu 1.355,50 meter. Selanjutnya PT Bara Tabang dengan aktivitas bor dangkal 22 titik, bor dalam 14 titik dan total kedalaman sebesar 368,20 meter. Biaya yang diperlukan untuk aktivitas ini sebesar US$12.403,43.
Selanjutnya PT Brian Anjat Sentosa dengan dana US468.822,09 berhasil melakukan eksplorasi dengan bor dalam sebanyak 14 titik dan bor dangkal 22 titik dengan kedalaman hingga 2.338,50 meter.
Terakhir PT Tiwa Abadi menghabiskan US$128.303,48 untuk aktivitas eksplorasi bor dalam 10 titik dengan kedalaman hingga 2.753,65 meter.