Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Kas Tebal, Simak Rencana Investasi dan Akuisisi Bukalapak (BUKA)

Bukalapak.com (BUKA) menyampaikan terus mencari peluang investasi yang sesuai dengan strategi jangka panjang.
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menyiapkan strategi investasi dan investasi, sambil terus berfokus pada lini bisnis utama BUKA.

Head of Investor Relations Bukalapak Carl Reading mengatakan pihaknya sangat fokus pada lini bisnis utama dan berusaha mencapai titik impas EBITDA disesuaikan sejak 18 ulan yang lalu.

"Kami telah menetapkan target untuk mencapai angka itu pada kuartal IV/2023. Dan kami sangat fokus untuk mencapai itu," ucap Carl, dalam paparan publik Bukalapak, Jumat (13/10/2023).

Dia menuturkan, BUKA cukup fokus pada bisnis intinya dan tidak pernah melebar terlalu jauh ke bisnis yang bukan merupakan core business-nya. Meski demikian, kata Carl, BUKA selalu mencari peluang investasi yang sesuai dengan strategi jangka panjang.

"Kami terus mempertimbangkan apakah kami harus membeli atau membangun bisnis. Tetapi, jika produk dapat kami beli dan dapat membantu kami mencapai tujuan lebih cepat, maka kami akan melakukannya," tuturnya.

Menurut Carl, Presiden BUKA Teddy Oetomo beserta timnya terus menerus mencari perusahaan yang ingin dibeli BUKA, yang akan membantu BUKA sesuai dengan strategi dan mempercepat pengembangan produk.

"Jadi ya, ada target akuisisi. Tetapi semuanya cenderung berukuran kecil," ucapnya.

Carl melanjutkan saat ini Bukalapak memiliki kas dan investasi lancar sebesar Rp19,8 triliun. Menurutnya, situasi ini sangat menguntungkan bagi Bukalapak.

Dia menjelaskan terdapat banyak kekhawatiran secara global tentang tingginya tingkat inflasi dan suku bunga saat ini. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang memiliki beban utang tinggi saat ini benar-benar kesulitan untuk melunasi utang yang lebih tinggi karena kenaikan suku bunga.

Menurutnya, BUKA memiliki neraca yang sangat baik dengan kas dan setara kas serta investasi lancar senilai Rp19,8 triliun. Artinya, kata Carl, pihaknya sebenarnya menghasilkan pendapatan bunga.

Dengan situasi ini, Carl menilai suku bunga yang lebih tinggi bukan masalah bagi Bukalapak.

"Ini sebenarnya adalah keuntungan. Kami berencana untuk menghabiskan uang itu," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper