Bisnis.com, JAKARTA – Emiten anak usaha Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) berencana meningkatkan produksi emas pada 2024 dan 2025, setelah sepanjang tahun ini terpaksa menurunkan target produksi.
Investor Relations UNTR Ari Setiawan menuturkan perseroan akan mendorong produksi emas di Martabe, Sumatera Utara, yang dijalankan unit usaha PT Agincourt Resources, dan mengharapkan peningkatan produksi dari pengoperasian tambang Sumbawa Juta Raya (SJR).
“Tahun depan diharapkan meningkat, selain dari Martabe, juga dari SJR yang saat ini dalam proses penyelesaian pembangunan infrastruktur. Target tahun depan total menjadi 250.000 troy ounce dan tahun 2025 total sekitar 300.000 troy ounce,” tuturnya, Kamis (12/10/2023).
Pada tahun ini, United Tractors mesti menurunkan target produksi emas hingga 50 persen karena keterbatasan tailing storage facility yang saat ini masih dalam proses penambahan kapasitas.
Ari menyampaikan bahwa penambahan kapasitas tailing storage membuat perseroan harus melakukan penyesuaian produksi. Oleh sebab itu, kendati harga emas saat ini tengah melambung, UNTR tetap mempertahankan target penurunan produksi.
“Produksi harus disesuaikan sehingga kami merevisi turun produksi. Saat ini, [tailing storage] dalam tahap pembangunan dan sesuai rencana diperkirakan rampung akhir tahun, sehingga belum ada revisi target,” kata Ari.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Juni lalu, unit usaha UNTR pada bidang pertambangan emas di Martabe, Sumatera Utara, yang dijalankan PT Agincourt Resources, mencatatkan total penjualan 109.477 troy ons atau turun 23,85% (year-on-year/YoY).
United Tractors diketahui telah mendiversifikasi usaha ke pertambangan emas dengan mengakuisisi PT Sumbawa Juta Raya (SJR) pada 2015, dan mengambil alih PT Agincourt Resources (PTAR) pada tahun 2018.
Di sisi lain, konflik Hamas-Israel yang kembali terjadi pada 7 Oktober lalu telah membuat harga emas dunia melambung. Per Kamis (12/10), harga emas di pasar spot sempat naik 0,6% menjadi US$1.871,79 per troy ounce, atau tertinggi sejak 29 September 2023.
Kendati demikian, harga emas juga cenderung volatil. Logam mulia terpantau turun karena dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS (treasury) menguat setelah inflasi naik lebih dari ekspektasi.
Data terbaru indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan September 2023 meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve berpotensi mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk beberapa waktu. Harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$1.868,79 per troy ounce pada akhir perdagangan Kamis.
____________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.