Bisnis.com, JAKARTA — Musim dingin yang diperkirakan lebih hangat akibat fenomena cuaca El-Nino membuat PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mantap mematok target produksi batu bara sebesar 75 hingga 80 juta ton di hingga akhir tahun 2023.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan BUMI menargetkan volume produksi batu bara 75 juta ton hingga 80 juta ton di 2023. Menurutnya, tidak ada revisi dari target awal BUMI.
"Tidak ada perubahan dari guidance awal kami. Produksi ini meningkat dibanding 70 juta ton di 2022," kata Srivastava kepada Bisnis, Rabu (4/10/2023).
Dia juga melihat, dengan fenomena cuaca El-Nino, BUMI dapat memproduksi lebih banyak batu bara.
"Meski demikian, faktor dari pasar dapat mempengaruhi hal tersebut," tuturnya.
Sebelumnya, Srivastava menuturkan BUMI akan memaksimalkan pendapatan dan margin dengan produksi campuran yang optimal sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hal tersebut untuk menghindari penumpukan inventaris. BUMI menurutnya juga akan mengoptimalkan semua biaya dan harga.
Baca Juga
Srivastava menjelaskan pihaknya memiliki rencana untuk mengoptimalkan biaya dan harga secara menyeluruh, dengan kemungkinan peningkatan harga batu bara di kuartal IV/2023, ketika memasuki musim dingin.
"Selain itu, kebijakan harga batu bara acuan [HBA] yang lebih bersahabat dengan BLU jika diimplementasikan dapat meningkatkan margin," ujarnya.
Adapun Srivastava mengungkapkan tantangan untuk kinerja BUMI akan datang dari peningkatan tarif royalti batu bara, harga bahan bakar yang tinggi, serta fluktuasi harga batu bara.
"Penolakan pendanaan untuk sektor batu bara dalam proyek diversifikasi juga menjadi tantangan," tuturnya.