Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Dolar AS kian Agresif hingga Menggerus Kekuatan Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami pelahan sebesar 50 poin ke posisi Rp15.580 pada perdagangan hari ini, Selasa (3/10/2023).
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami pelahan sebesar 50 poin ke posisi Rp15.580 pada perdagangan hari ini, Selasa (3/10/2023).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah salah satunya disebabkan oleh penguatan indeks dolar AS ke level tertinggi dalam sebelas bulan. Indeks dolar AS tutup di posisi 107,02 atau naik 0,11 persen pada hari ini.

Penguatan dolar AS ditopang oleh data ekonomi AS yang berisiko memicu Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Pasalnya, bank sentral  memperingatkan risiko pengetatan lebih lanjut jika inflasi tidak terus melambat seperti yang diperkirakan.

Adapun Imbal hasil Treasury AS juga memberi dorongan pada dolar, melonjak karena rilis data yang optimis, serta kesepakatan di menit-menit terakhir yang mencegah penutupan pemerintah.

Selain itu, survei PMI zona euro menunjukkan permintaan terus menyusut dengan kecepatan yang jarang dilampaui sejak data pertama kali dikumpulkan pada tahun 1997.

Dari dalam negeri, lemahnya permintaan domestik menggambarkan prospek pesimis bagi perekonomian ASEAN, termasuk Indonesia. Namun, di tengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal terakhir Indonesia masih cukup menjanjikan.

Ibrahim menyebut Indonesia diprediksi akan tumbuh 5,1 persen di tahun ini, konsisten dengan tren historis pertumbuhan sebelumnya. Setelah itu, perlambatan ringan ke angka pertumbuhan 4,7 persen dapat terjadi di tahun depan jika meninjau adanya hambatan eksternal, yaitu dampak pengetatan moneter yang masih berlanjut.

“Pertumbuhan yang lebih lambat di kuartal III-2023 diperkirakan terjadi karena beberapa alasan. Didasari pada pemulihan ekonomi Tiongkok pasca pandemi yang melambat, sehingga menyebabkan perkiraan pertumbuhan konsensus diturunkan dengan cepat,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (3/10/2023).

Ibrahim berspekulasi untuk perdagangan besok  mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp. 15.570- Rp. 15.630.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper