Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan kelapa sawit PT Palma Serasih Tbk. (PSGO) mencatatkan penurunan laba bersih hingga 76,88 persen sepanjang semester I/2023 menjadi Rp38,61 miliar.
Berdasarkan data laporan keuangan per 30 Juni 2023, pendapatan bersih PSGO terpantau turun 18,46 persen menjadi Rp913,09 miliar dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,11 triliun semester I/2022.
Secara rinci, penjualan bersih PSGO pada 6 bulan pertama tahun ini berasal dari penjualan minyak kelapa sawit sebesar Rp822,11 miliar, turun 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp962,43 miliar. Selanjutnya pendapatan dari segmen inti kelapa sawit juga turun 61,05 persen menjadi Rp57,08 miliar. Dan terakhir, pendapatan dari tandan buah segar tercatat senilai Rp39,96 miliar naik 42,42 persen dari sebelumnya Rp28,05 miliar.
Seiring dengan turunnya pendapatatan, beban pokok PSGO juga turun 13,33 persen menjadi Rp692 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp798,71 miliar.
Alhasil, laba kotor PSGO tercatat turun 31,24 persen ke Rp220,81 miliar dari sebelumnya sebesar Rp321,15 miliar. Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisiensikan, PSGO mampu mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp38,61 miliar atau turun 76,88 persen dari semester I/2022 sebesar Rp166,97 miliar.
Adapun liabilitas PSGO tercatat turun 6,41 persen menjadi Rp2,29 triliun dari sebelumnya Rp2,45 triliun. Liabilitas jangka panjang PSGO tercatat sebesar Rp1,69 triliun dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp598,52 miliar.
Baca Juga
Kemudian, total ekuitas PSGO tercatat sebesar Rp1,72 triliun. Sehingga total aset PSGO per 30 Juni 2023 sebesar Rp4,02 triliun. Angka ini turun dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp4,14 triliun.
Pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Selasa (3/10/2023), saham PSGO terpantau melemah 3,73 persen atau turun 5 poin ke level Rp129. Dalam 6 bulan terakhir saham PSGO telah turun 15,13 persen.
Adapun, kapitalisasi pasar PSGO mencapai Rp2,43 triliun hingga artikel ini ditulis. Kemudian price earning ratio (PER) berada di posisi 31,49 kali, sedangkan price to book value (PBV) berada di posisi 1,41 kali.