Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan tren pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan pada tahun 2023 masih bergairah dan berpotensi menembus rekor tertinggi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, berdasarkan data pipeline BEI, terdapat 28 calon emiten yang masih antre untuk IPO hingga akhir tahun ini. Sebanyak 9 calon emiten di antaranya memiliki aset jumbo di atas Rp250 miliar.
Selanjutnya, calon emiten dengan aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar mendominasi dengan jumlah 17 perusahaan. Kemudian diikuti 2 perusahaan skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar.
Artinya, dengan antrean tersebut, pencatatan emiten baru pada 2023 berpotensi mencapai 94 perusahaan tercatat jika 28 perusahaan tersebut melakukan IPO tahun ini.
Ditinjau berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals mendominasi dengan total 5 perusahaan. Disusul perusahaan dari sektor basic materials, energi, dan teknologi masing-masing sebanyak 4 perusahaan.
Kemudian ada sektor consumer cyclicals dan infrastruktur masing-masing sebanyak 3 perusahaan. Diikuti sektor industrial sebanyak 2 perusahaan.
Baca Juga
Adapun, calon emiten sektor transportasi dan logistik, healthcare, serta properti dan real estate yang masuk antrean IPO masing-masing sejumlah 1 perusahaan.
Hingga 29 September 2023 telah tercatat 66 emiten yang melantai di BEI dengan dana yang dihimpun sebesar Rp49,4 triliun.
Apabila berjalan sesuai rencana, maka pencatatan perdana untuk perusahaan tercatat ke-67 dan ke-68 akan dilaksanakan pada Jumat, 6 Oktober 2023.
"Dengan demikian jumlah tersebut telah melampaui pencapaian jumlah listing perusahaan terbanyak sepanjang sejarah BEI pada tahun 1990, yaitu 66 perusahaan," ujar Nyoman dalam keterangannya dikutip Sabtu, (30/9/2023).
Tak hanya itu, dari pipeline obligasi sejauh ini BEI mencatat penerbitan 79 emisi dari 51 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp89,1 triliun. Hingga Jumat, (29/9), terdapat 19 emisi dari 14 penerbit EBUS.
Sementara itu untuk right issue, per tanggal 29 September, BEI mencatat telah terdapat 26 perusahaan yang menerbitkan right issue dengan total nilai Rp37,3 triliun. Sejauh ini, masih ada 24 perusahaan yang masih dalam antrean pipeline right issue BEI.