Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

September Segera Lewat, IHSG Diramal Menguat Kuartal IV/2023

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal naik jelang akhir tahun 2023. Sejumlah sektor pun direkomendasikan untuk buy on weakness kuartal IV/2023.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal naik jelang akhir tahun 2023. Sejumlah sektor pun direkomendasikan untuk buy on weakness (BoW) kuartal IV/2023.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana berpendapat bahwa pergerakan IHSG saat ini berada dalam fase uptrend. Oleh karena itu, dia memperkirakan indeks masih berpeluang menguat, meski tidak menutup kemungkinan adanya koreksi wajar terlebih dahulu.

Terkait dengan sentimen yang membayangi, dia mengatakan pengaruh terbesar masih datang dari sikap The Fed yang masih hawkish terhadap suku bunganya serta perekonomian China yang sejauh ini masih cenderung stagnan.

“Di sisi lain, pergerakan harga komoditas masih akan mewarnai pergerakan IHSG. Secara teknikal, untuk sektor kami mencermati IDX Infrastructure, IDX Energy, dan IDX Basic Materials untuk BoW,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (25/9/2023).

Sementara itu, hal senada juga diungkapkan oleh Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta. Menurutnya, masa kampanye jelang pemilihan umum (Pemilu) menjadi salah satu faktor pendorong pergerakan IHSG ke depan.

“IHSG masih relatif uptrend dengan target analisa teknikal di level Rp7.381, sementara strategis kami memproyeksikan di angka Rp7.600 untuk tahun fiskal 2023,” tuturnya.

Nafan menjelaskan bahwa secara historis, IHSG berada di jalur positif dalam empat pemilu terakhir. Hal ini tidak terlepas dari peran pemilu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, diperkirakan ada tambahan belanja sekitar Rp355,5 triliun atau setara US$23,12 miliar untuk anggaran kampanye pemilu pada akhir tahun ini hingga awal 2024.

“Dana sebesar itu diharapkan dapat memberikan sentimen positif bagi pasar saham karena akan membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” kata Nafan.

Adapun indeks penjualan ritel Indonesia tetap kuat sehingga menunjukkan konsumsi dalam negeri tetap perkasa. Seiring membaiknya prospek perekonomian, kepercayaan konsumen Indonesia juga masih berada di level optimistis yakni 125,2 per Agustus 2023

Menurutnya, dengan kondisi inflasi yang lebih rendah, kepercayaan konsumen yang menunjukkan penguatan dapat mendukung konsumsi rumah tangga pada kuartal berikutnya.

Dari sentimen global, Nafan mengatakan volatilitas pasar keuangan kian meningkat seiring dengan keyakinan investor yang menilai The Fed tetap bersikap hawkish. Kebijakan moneter secara terbatas juga dipertahankan di masa mendatang usai pertemuan FOMC September 2023.

“Dengan demikian mempengaruhi kenaikan imbal hasil treasury 10 tahun AS dan indeks USD juga. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun naik mendekati 6,8 persen dan rupiah terus terdepresiasi karena arus modal keluar berlanjut,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper