Bisnis.com, JAKARTA - Konflik antara warga Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah dengan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) pecah pada Kamis (21/9/2023). Perusahaan sawit HMBP diketahui merupakan bagian dari Grup Best Agro milik Crazy Rich Surabaya Keluarga Tjajadi.
Berdasarkan laman resminya yang diakses Jumat (22/9/2023), Best Industry Group tercatat masuk dalam bisnis minyak nabati, khususnya untuk manufaktur palm cooking oil. Bisnis Best Industry Group dimulai oleh keluarga Tjajadi pada tahun 1982, untuk mengantisipasi perubahan pola konsumen dari penggunaan minyak kelapa ke minyak kelapa sawit untuk memasak.
Selama tahun pertamanya, Best Industry Group fokus membangun dan mempertahankan pangsa pasarnya di pasar domestik di Jawa Timur. Dari situ, grup ini memeperluas aktivitasnya di Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sumatra, dan kemudian di seluruh nusantara.
Best Group merupakan salah satu dari lima perusahaan pemurnian minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia. Saat ini, kapasitas pemurnian minyak kelapa sawit Best Group adalah sebesar 6.000 metrik ton per hari.
Kronologi pecah konflik warga Seruyan, Kalteng dengan polisi dan perusahaan sawit Grup Best Agro, Kamis 21 September. Warga tuntut 20% plasma dari HGU perusahaan.
— Dandhy Laksono (@Dandhy_Laksono) September 22, 2023
Rempang dan Seruyan membuktikan investasi di NKRI mahal karena kebijakan pemerintah justru menaikkan risiko sosial. pic.twitter.com/Xh6IKK7EIg
Keluarga Tjajadi juga sempat menjadi sorotan dalam laporan Reuters mengenai proyek perubahan iklim Rimba Raya pada 2011 lalu. Laporan investigasi Reuters menyebutkan proyek Rimba Raya tersebut berselisih mengenai masalah lahan dengan PT Best.
Proyek Rimba Raya sebenarnya dimaksudkan untuk menyelamatkan area hutan gambut kaya karbon di Provinsi Kalimantan Tengah, dalam upaya menghadapi perubahan iklim. Sebagian besar area tersebut merupakan hutan yang lebat.
Rimba Raya dirancang untuk menjadi bagian dari program REDD PBB. Akan tetapi, dalam laporan Reuters tersebut disebutkan proyek ini terhalang oleh saling klaim lahan oleh beberapa perusahaan Best Group.
Melansir data Ditjen AHU Kementerian Hukum dan HAM, Winarto Tjajadi tercatat menjadi komisaris HMBP, dengan Roby Zulkarnaen sebagai Direktur.
Sementara itu, pemegang saham terbesar HMBP adalah PT Bio Green Indonesia, dengan kepemilikan sebanyak 274.476 saham, dan satu saham dimiliki oleh PT Best Capital Investment.
Dua orang keluarga Tjajadi tercatat membenamkan investasinya dalam Best Capital Investment, yakni Rendra Tjajadi sebanyak 47.253 saham dan Winarno Tjajadi sebanyak 87.753 saham.
Tidak banyak informasi yang beredar mengenai keluarga Tjajadi. Namun, pada 2018 lalu, Jusup Maruta Cayadi yang merupakan anak dari Rendra Tjajadi menjadi sorotan setelah deretan unggahan persiapan pernikahannya tersebar di dunia maya.
Pernikahan Jusup Cayadi dengan Clarissa Wang di Nusa Dua, Bali tersebut dimeriahkan oleh artis internasional seperti Calum Scott hingga Michael Learns to Rock. Selain itu, pasangan tersebut juga melakukan penggalangan dana sebagai bagian dari rangkaian acara pernikahannya.