Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Memanas Lampaui Level Psikologis US$90 per Barel

Harga minyak West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober 2023, menguat US$1,64 atau 1,85 persen menjadi ditutup pada US$90,16 per barel.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat menembus level di atas US$90 per barel pada akhir perdagangan Kamis (14/9/2023) waktu setempat. Level psikologis ini dicapai untuk pertama kalinya sejak November 2022.

Harga minyak Brent untuk pengiriman November 2023, naik US$1,82 atau 1,98 persen menjadi menetap di US$93,70 per barel di London ICE Futures Exchange, setelah mencapai tertinggi sesi di US$93,89 per barel yang merupakan tertinggi sejak November 2022.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober 2023, menguat US$1,64 atau 1,85 persen menjadi ditutup pada US$90,16 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI menetap di atas US$90 untuk pertama kalinya sejak November 2022.

Mengutip Bloomberg, Jumat (15/9/2023, Badan Energi Internasional (IEA) pada minggu ini memperingatkan bahwa pengurangan pasokan yang berkelanjutan oleh kedua pemimpin OPEC+ kemungkinan akan menciptakan kekurangan pasokan yang signifikan dan mengancam volatilitas harga lebih lanjut.

Laporan IEA tersebut muncul sehari setelah OPEC mengatakan pasar menghadapi defisit lebih dari 3 juta barel per hari pada kuartal berikutnya, yang berpotensi menjadi defisit terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Dengan harga yang melonjak lebih dari 30 persen sejak akhir Juni, para investor minyak bersiap menghadapi potensi kemunduran karena pengukur teknis seperti indeks kekuatan relatif menunjukkan kontrak berjangka berada di dekat wilayah overbought (jenuh beli).

“Harga West Texas Intermediate sekarang melihat resistensi jangka pendek di US$90,04 per barel,” tulis Dennis Kissler, wakil presiden senior untuk perdagangan di BOK Financial Securities.

Permintaan di AS dan China  sebagai konsumen terbesar minyak tetap tinggi sementara pemimpin OPEC+ Arab Saudi dan Rusia membatasi pasokan. Reli ini merupakan dorongan bagi perekonomian negara-negara penghasil minyak, namun menimbulkan pertanyaan baru mengenai apakah harga minyak mentah akan menggagalkan upaya bank sentral di seluruh dunia untuk menekan inflasi.

Tanda-tanda kekuatan jangka pendek pasar minyak sudah banyak terlihat saat ini. Beberapa kualitas fisik memberikan nilai tertinggi dibandingkan standar mereka, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan penyulingan mulai membeli barel.

Di sisi lain, harga bahan bakar diperdagangkan jauh di atas harga minyak mentah karena para pengolah berusaha mengimbangi tingginya permintaan konsumen ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper