Bisnis.com, JAKARTA - Shanghai Futures Exchange (ShFE) kini sedang menjajaki kemungkinan peluncuran kontrak berjangka nikel untuk penggunaan internasional. Jika berhasil diluncurkan, China akan menjadi pesaing London Metal Exchange (LME) yang selama ini jadi acuan.
Mengutip Reuters, Kamis (14/9/2023) salah satu sumber mengatakan bahwa ShFE telah mempelajari struktur pasar nikel beserta penawaran dan permintaan atas dorongan para pelaku industri yang sedang mencari alternatif.
Sebagaimana diketahui, harga LME telah digunakan sebagai acuan global oleh para pedagang, komoditas, produsen dan konsumen yang di dunia. Nikel sendiri merupakan bahan baku untuk memproduksi baja tahan karat hingga baterai kendaraan listrik.
Namun, kepercayaan pasar goyah lantaran kasus terjadi pada Maret 2023 lalu. Saat itu, pemesanan nikel dari perusahaan berlisensi LME tidak sesuai pesanan. Mulai dari berat fisik yang tidak sesuai hingga isi gudang bukan nikel tapi batu. LME juga sempat diguncang skandal meroketnya harga nikel di atas US$100.000 per metrik ton akibat kebijakan margin call dimanfaatkana pedagang sehingga harga melonjak dua kali lipat.
Saat itu, LME menangguhkan perdagangan lebih dari seminggu dan membatalkan semua perdagangan pada 8 Maret 2022. Kebijakan itu kemudian digugat. Volume rata-rata harian nikel LME juga anjlok karena krisis.
Kini, meskipun perdagangan LME telah membaik sejak kejadian saat itu, volume perdagangan masih turun hampir setengahnya sejak Januari 2022.
Baca Juga
Dalam rencana yang dirilis Reuters, ShFE akan memberikan akses kepada perusahaan-perusahaan internasional dengan meluncurkan kontrak-kontrak nikel di International Energy Exchange (INE). Menurut para sumber, komoditas seperti tembaga, minyak mentah dan karet diperdagangkan dalam yuan.
ShFE kini sedang berkonsultasi dengan industri. Belum ada keputusan akhir yang sudah diambil mengenai kapan kontrak nikel berjangka dapat diluncurkan di INE atau spesifikasi kontraknya.
Menurut sumber, diketahui bahwa ShFE sedang mempertimbangkan briket nikel, bubuk logam yang dipadatkan (pressed), sebagai bahan yang dapat dikirimkan untuk kontrak INE baru. Briket nikel, katoda dan pelet dapat diserahkan berdasarkan sesuai dengan kontrak LME.
CME Group kemudian juga ingin meluncurkan kontrak nikel berdasarkan harga yang dikumpulkan dari platform yang akan diluncurkan oleh Global Commodities Holdings (GCH) yang berbasis di Inggris.
Pihak CME sendiri tidak menanggapi permintaan untuk memberikan informasi terbaru mengenai rencana kontrak nikel. Sedangkan, GCH mengungkapkan bahwa platform dan sistem sudah siap untuk digunakan.
"Tahap terakhir sekarang adalah penerimaan anggota lebih lanjut yang melibatkan pemeriksaan KYC (know your client)," jelasnya.
INE ShFE juga meluncurkan kontrak tembaga yang dapat diserahkan secara fisik pada 2020, yakni upaya yang dapat memungkinkan pasar domestik memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap harga logam yang digunakan dalam industri listrik dan konstruksi.
Namun, likuiditas kontrak tembaga INE diketahui rendah dan untuk meningkatkan volume dan likuiditas maka stok gudang diperlukan.
Reuters juga melaporkan bahwa pada Juli 2023 ShFE bertujuan untuk memperluas jaringan pergudangannya di luar China.