Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan hingga 0,22 persen ke level 6.909 akibat tertekan penurunan saham BCA, BRI dan Amman Mineral pada pembukaan perdagangan, Senin (11/9/2023).
Pelemahan IHSG dipicu oleh 181 saham yang mengalami pelemahan. Diantaranya adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) sebesar 3,12 persen. Lalu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) 0,47 persen. Terakhir adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebesar 0,55 persen.
Sebagaimana diketahui, tiga saham tersebut adalah penghuni 10 saham dengan kapitalisasi terbesar di IHSG. Kendati melemah, terdapat 217 saham yang mengalami penguatan pada pagi ini dan 221 saham yang tidak beranjak dari harga semula alias stagnan.
Adapun, kapitalisasi pasar IHSG tercatat sebesar Rp10.223 triliun dengan nilai transaksi pagi ini sebesar Rp1,05 triliun.
Tim riset Phintraco Sekuritas menilai IHSG pekan ini akan mengalami kemunduran sejenak. Secara teknikal mereka melihat kemungkinan terburuk indeks komposit akan tergerus hingga 6.880.
“IHSG berpotensi melanjutkan pullback ke support area 6880-6900 di Senin (11/9). Hal ini terindikasi dari Stochastic RSI dan MFI yang cenderung menurun. Serta, pelebaran negative slope pada MACD,” tulis tim riset dikutip pada Senin (11/9/2023).
Baca Juga
Terdapat beberapa katalis negatif yang bakal menyeret turun IHSG. Misalnya, pasar akan menunggu perilisan data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) serta ekspor dan impor pada Agustus 2023.
Sebelumnya pemerintah melansir terjadi penurunan cadangan devisa Indonesia sebesar US$600 juta dari bulan ke bulan ke US$137,1 miliar per 31 Agustus 2023. Kontraksi tersebut menyusul kondisi ekspor dan impor Tiongkok yang masih terkontraksi pada Agustus 2023.
Dari eksternal, Tiongkok akan merilis data inflasi yang diperkirakan naik ke 0,2 persen yoy pada Agustus 2023 dari minus 0,3 persen yoy di Juli 2023 (9/9). Kondisi ini membangun keyakinan pemulihan aktivitas ekonomi di Tiongkok di Agustus 2023. Selain Tiongkok, AS juga akan merilis data inflasi bulan Agustus 2023 (13/9).
Tim riset Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham seperti KEEN, MAPI, PGEO, MYOR, INTP dan SMRA.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menjelaskan secara teknikal pelemahan IHSG yang terjadi Jumat (8/9/2023) merupakan indikasi IHSG kembali melanjutkan pelemahan menuju support berikutnya di level 6.869. IHSG ditutup melemah 0,76 persen dalam sepekan ke level 6.924.
“Berdasarkan indikator MACD menunjukkan sinyal death cross,” katanya dalam riset harian.
Ivan mengatakan IHSG pada Jumat ditutup tipis di atas 6.912 sebagai support Fibonacci terdekat dengan candle bearish panjang kembali yang mengindikasikan peluang IHSG meluncur menuju support berikutnya di level 6869.
Level support IHSG berada di 6.912, 6.869 dan 6.846, sementara level resistennya di 7.020, 7.058 dan 7.128.
Beberapa saham pilihan Ivan pada perdagangan besok seiring dengan prediksi IHSG yang melemah adalah ASII, BBCA, BBRI, BRPT dan UNTR.
Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia mencatat dalam sepekan terakhir telah terjadi penurunan yang signifikan dalam rata-rata nilai transaksi saham harian (RNTH). Sebelum kebijakan itu bergulir, investor masih berani melakukan transaksi harian mencapai Rp10,97 triliun dalam sehari.
Akan tetapi, jumlah itu menurun hingga 9,1 persen pada pekan ini menjadi Rp9,97 triliun. Selain nilai transaksi, frekuensi perdagangan juga mengalami penurunan 2,05 persen dari 1,14 juta kali dalam sehari pada pekan lalu menjadi 1,12 juta pada pekan ini.
Penurunan pada nilai dan jumlah transaksi harian saham pun ikut menyeret turun kapitalisasi pasar modal Indonesia. Dari semula Rp10,28 triliun menjadi Rp10,23 triliun. Sekalipun penurunan itu tipis yakni 0,45 persen, faktanya ikut memberi tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,76 persen menjadi 6.924.
Padahal dalam perdagangan intraday pekan ini, IHSG sempat menyentuh posisi all time high selama tahun berjalan pada level 7.020.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.