Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) malah masuk di daftar top losers hari ini, setelah perseroan dikabarkan menjajaki akuisisi unit panas bumi milik KS Orka Renewables, yakni PT Sorik Marapi Geothermal Power dengan nilai pembelian hingga US$1 miliar setara Rp15,34 triliun.
Hingga 11.40 WIB, saham PGEO turun 5,14 persen atau 6 poin ke Rp1.200 per saham. Price to earning ratio (PER) PGEO mencapai 17,86 kali dengan price to book value ratio (PBVR) 1,74 kali. Kapitalisasi pasar PGEO parkir di Rp49,68 triliun.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/9/2023), PGEO dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli unit panas bumi milik KS Orka Renewables yakni PT Sorik Marapi Geothermal Power.
Adapun, menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, nilai akuisisi tersebut ditaksir mencapai US$1 miliar. Sumber Reuters tersebut mengatakan bahwa kesepakatan jual-beli tersebut bisa ditandatangani oleh kedua pihak pada akhir tahun ini.
Namun demikian, sumber tersebut menegaskan bahwa kesepakatan tersebut bisa berubah sewaktu-waktu. Di sisi lain, sumber tersebut juga menyebutkan bahwa KS Orka pada awal tahun ini telah menjajaki upaya untuk menjual pembangkit listrik penaga panas bumi (PLTP) Sorik Marapi.
Sekadar informasi, PLTP Sorik Marapi, yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal di Sumatera Utara, merupakan salah satu proyek panas bumi terbesar yang sedang dikembangkan di Indonesia dengan kapasitas hingga 240 megawatt.
Baca Juga
KS Orka mengakuisisi saham mayoritas perusahaan tersebut pada pertengahan tahun 2016. KS Orka didirikan oleh Kaishan Group asal China pada 2016 untuk fokus pada pengembangan energi baru panas bumi.
Pada bagian lain, sumber Bloomberg melaporkan pada Senin (11/9/2023), PGEO sedang mengumpulkan proposal dari para bankir untuk pencarian pinjaman berbasis ESG senilai US$1 miliar.
PGEO dikabarkan menargetkan pinjaman tersebut dapat disepakati pada akhir tahun ini Perusahaan ingin meminjam dengan bunga kurang dari 100 basis poin patokan SOFR.