Bisnis.com, JAKARTA — Sederet saham emiten batu bara seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) hingga PT Indika Energy Tbk. (INDY) terpantau kompak mengalami penurunan, seiring dengan anjloknya harga batu bara.
Pada perdagangan Jumat, (25/8/2023) pukul 14.30 WIB, harga batu bara kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle terkoreksi 2,02 persen ke posisi US$158 per ton. Di lain sisi, untuk batu bara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle turun 1 persen ke level US$149 per ton.
Alhasil, saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) terkoreksi 2,03 persen ke level Rp2.890 per saham pada sesi I perdagangan hari ini, Jumat, (25/8/2023). Saham PTBA telah ditransaksikan sebanyak 5.592 kali dengan volume 14,85 juta saham, nilai transaksi pun tembus Rp43,19 miliar.
Kemudian, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang dinakhodai oleh Garibaldi 'Boy' Thohir juga terpantau turun 2,25 persen ke level Rp2.610 per saham. Saham ADRO ditransaksikan sebanyak 5.882 kali dengan nilai Rp50,48 miliar.
Selanjutnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) juga terkoreksi 1,80 persen ke level Rp28.625 per saham. Disusul PT Indika Energy Tbk. (INDY) yang melemah 1,24 persen ke level Rp1.995 per saham.
Emiten batu bara milik taipan Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) juga terkoreksi 1,46 persen ke level Rp18.525 per saham. Disusul PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) milik Prajogo Pangestu yang anjlok 9,84 persen ke level Rp2.200 per saham. Adapun, Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja membuka gembok suspensi saham CUAN kemarin.
Baca Juga
Lantas, apa yang menjadi penyebab anjloknya sederet saham batu bara?
"Koreksi saham batu bara terjadi karena memang secara teknikal sudah masuk area overbought dan wajar biasanya akan terjadi profit taking," ujar Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia, Changkun Shin kepada Bisnis, Jumat, (25/8/2023).
Shin mengatakan, investor perlu mencermati sentimen pergerakan harga batu bara, terutama terkait impor batu bara China yang mengalami lonjakan secara tahunan atau year-on-year (yoy).
"Terkait kenaikan batu bara sebelumnya karena memang sentimen dari China di mana Impor batu bara China melonjak 67 persen yoy di bulan Juli dan naik 86 persen sejak awal tahun ini karena meningkatnya permintaan listrik termal di tengah kekurangan pembangkit listrik tenaga air," kata dia.
Menurutnya, yang perlu jadi perhatian pelaku pasar yang berpotensi melemahkan harga batu bara kembali nantinya yaitu permintaan batu bara Tiongkok untuk musim panas tampaknya telah mencapai puncaknya, karena suhu biasanya mulai menurun pada pertengahan Agustus.
Kendati demikian, terdapat potensi peningkatan permintaan dari sektor industri dalam beberapa bulan mendatang, didorong oleh komitmen Beijing untuk menerapkan kebijakan stimulus tambahan untuk mendukung perekonomian.
"Untuk rekomendasi saat ini lebih ke wait and see terlebih dahulu untuk menunggu konfirmasi selanjutnya karena saat ini belum ada sinyal buy kembali," pungkas Shin.
Berikut Target Harga Saham Batu Bara dari Kiwoom Sekuritas Indonesia:
-ADRO terdekat TP Rp2,730 – Rp2,780, skenario uptrend berlanjut jika break potensi TP Rp2,950. Support Rp2,600.
-ITMG terdekat TP Rp29,500 – Rp29,950, skenario uptrend berlanjut jika break potensi next TP Rp31,925. Support Rp28,250.
-PTBA terdekat TP Rp3,020 – Rp3,070, skenario uptrend berlanjut jika break potensi next TP Rp3,250. Support Rp2,840.
-INDY terdekat TP Rp2,080 – Rp2,150, skenario uptrend berlanjut jika break potensi next TP Rp2,300. Support Rp1,960.
_____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.