Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pemegang hak waralaba restoran Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) membukukan kerugian yang lebih besar pada semester I/2023 dibandingkan dengan 2022. Namun manajemen tetap optimistis bottom line bisa berbalik positif hingga akhir tahun.
PZZA mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp45,12 miliar sepanjang Januari—Juni 2023. Kerugian ini 691 persen lebih besar daripada semester I/2022 yang hanya sebesar Rp5,70 miliar.
Kondisi bottom line yang negatif dialami PZZA meskipun penjualan bersih naik 3,75 persen year on year (YoY) dar Rp1,74 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp1,81 triliun pada semester I/2023. Namun, beban pokok penjualan tercatat naik 9,61 persen menjadi Rp614,47 miliar, sementara beban usaha meningkat 5,18 persen menjadi Rp1,12 triliun.
Sekretaris Perusahaan Sarimelati Kencana Kurniadi Sulistyomo menjelaskan rugi yang membengkak disebabkan oleh beban pembukaan gerai baru 2022 yang ditagih tahun ini. Sebagaimana diketahui, total gerai baru yang dibuka PZZA mencapai 82 unit sepanjang 2022.
“Memang performa bottom line kurang baik. Ini disebabkan oleh beban pembukaan gerai baru 2022 yang ditagih tahun ini,” kata Kurniadi ketika dihubungi, Rabu (23/8/2023).
Sebagai catatan, beban waralaba yang berkelanjutan Pizza Hut naik 5,39 persen secara tahunan menjadi Rp112,62 miliar dari sebelumnya Rp106,85 miliar. PZZA tercatat mengoperasikan 615 gerai Pizza Hut di berbagai wilayah di Indonesia per 30 Juni 2023.
Baca Juga
Selain beban yang bertambah seiring dengan ekspansi gerai, Kurniadi mengatakan pos beban gaji karyawan juga meningkat. Selama semester I/2023, beban gaji naik 6,78 persen YoY dari Rp358,82 miliar menjadi Rp383,16 miliar.
“Kami juga mencatatkan adanya kenaikan biaya bahan baku dan upah dibandingkan dengan tahun lalu,” tambahnya.
Terlepas dari kinerja semester I/2023 yang di bawah harapan, Kurniadi mengatakan PZZA tetap optimistis bisa mencetak kenaikan penjualan dan membalikkan rugi menjadi laba. Dia mengemukakan performa kuartal III/2023 melanjutkan perbaikan daripada kuartal sebelumnya seiring dengan evaluasi penambahan gerai yang dilakukan perusahaan.
“Kami melihat di kuartal III/2023 lebih baik, katalisnya penjualan dan transaksi yang membaik dan mendorong naik margin. Belum bisa dirasakan saat ini, tetapi akan terlihat nanti. Kami estimasi penjualan kotor mencapai Rp4 triliun sampai akhir 2023, dari Rp3,8 triliun pada 2022,” kata Kurniadi.