Bisnis.com, JAKARTA - Patrick Sugito Walujo resmi ditunjuk oleh pemegang saham untuk menjadi CEO dan Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sejak 8 Juni lalu dan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 30 Juli 2023.
Pendiri private equity Northstar Group ini terhitung baru 45 hari memegang tampuk kepemimpinan di perusahaan induk Gojek Tokopedia dan GoTo Financial (GTF) ini setelah sebelumnya menjabat Komisaris GoTo sejak 2 Maret 2023.
Kendati baru 45 hari memimpin GOTO, pria yang diganjar sebagai “Pengusaha Muda Terbaik Tahun Ini” dari Ernst & Young tahun 2009 ini ternyata mampu membuat sejumlah gebrakan yang mulai berdampak terhadap kinerja perusahaan.
GOTO baru baru saja merilis laporan keuangan semester I-2023 dengan catatan rugi bersih yang berhasil dipangkas hingga 48% menjadi Rp7,16 triliun dari rugi bersih di periode semester I-2022 Rp13,65 triliun.
Perbaikan bottom line ini seiring dengan pendapatan bersih yang melesat 102,35% menjadi Rp6,88 triliun selama 6 bulan, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp3,40 triliun.
Berdasarkan catatan Bisnis, berikut adalah tiga strategi utama yang telah diterapkan oleh Patrick dan pendahulunya untuk memperkuat posisi GoTo di persaingan yang ketat.
Optimasi Biaya yang Cermat
Salah satu tindakan pertama yang diambil oleh Patrick adalah mengoptimalkan biaya operasional perusahaan. Hingga saat ini, ia berhasil menghemat hingga Rp 1 triliun pada kuartal ini melalui berbagai langkah efisiensi.
Penghematan ini tidak hanya mencakup pengurangan biaya operasional, tetapi juga divestasi aset non-core (aset di luar bisnis inti) yang tidak lagi mendukung fokus bisnis utama perusahaan.
Selain itu, Patrick juga berhasil mengurangi biaya subsidi pengantaran barang hingga 15% melalui GoTo Logistic, langkah yang diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap keuntungan perusahaan.
Integrasi Ekosistem yang Lebih Cepat
Saat ini bisnis GoTo terdiri dari layanan on-demand melalui Gojek, e-commerce lewat Tokopedia, financial technology melalui GoTo Financial dan logistik lewat GoTo Logistics. Patrick memiliki visi yang kuat untuk mengintegrasikan seluruh ekosistem GoTo.
Langkah ini diharapkan akan menciptakan sinergi yang lebih besar di antara berbagai layanan yang ditawarkan oleh GoTo, mempermudah pengalaman pengguna, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Memperluas Pangsa Pasar dengan Inovasi
Tidak mengandalkan strategi ‘bakar uang’, Patrick fokus pada inovasi produk untuk memperluas pangsa pasar di segmen budget consumer atau konsumen sadar harga. Langkah ini menunjukkan pendekatan yang lebih bijak dan berkelanjutan dalam menghadapi persaingan di industri ini. Dengan menghadirkan produk-produk inovatif, GoTo berpotensi menarik perhatian lebih banyak konsumen dan memperkuat posisinya di pasaran.
“Perseroan akan terus memperluas basis konsumen, tanpa menggunakan insentif yang tidak dapat dipertahankan untuk jangka panjang, dalam kalangan konsumen sadar harga yang memprioritaskan value for money,” kata Patrick, dalam siaran pers, Selasa (15/8/2023).
“Kami sedang mempersiapkan strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan tersebut dan saat ini GoTo akan terus beroperasi dengan mempertahankan kedisiplinan pengelolaan beban usaha, seiring beralihnya pilihan layanan kami untuk melayani pasar lebih luas.”
Paparan kinerja GoTo pada kuartal kedua tahun 2023 juga menggambarkan pencapaian yang baik di bawah kepemimpinan Patrick Walujo.
EBITDA Grup yang disesuaikan di kuartal 2-2023 mengalami peningkatan sebesar 72% dibandingkan kuartal 2-2022, mencapai angka Rp1,2 triliun. Peningkatan ini menunjukkan konsistensi yang luar biasa selama enam kuartal berturut-turut.
Secara semesteran, EBITDA yang disesuaikan GOTO pada periode 6 bulan pertama tahun ini juga membaik 69% menjadi Rp2,81 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp9,18 triliun.
Margin kontribusi Grup secara kuartalan juga mencatat pencapaian positif, mencapai Rp1,0 triliun atau setara dengan 0,73% dari nilai transaksi bruto (GTV). Angka ini meningkat 207 basis poin (bps) dibandingkan tahun sebelumnya, serta 30 bps dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan efisiensi operasional yang semakin baik.
Pendapatan bruto GOTO sepanjang 6 bulan ini juga mencapai Rp11,81 triliun, naik 10% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,74 triliun.
Pendapatan bruto ini berasal dari lini on-demand service Gojek sebesar Rp5,87 triliun, naik 8% dari Rp5,45 triliun dan e-commerce via Tokopedia sebesar Rp4,48 triliun, naik 14% dari Rp3,92 triliun.
Dua Unit Bisnis lain yakni fintech lewat GoTo Financial mencatat pendapatan bruto Rp823 miliar, naik 13% dari Rp728 miliar, dan logistik lewat GoTo Logistics sebesar Rp1,14 triliun, naik 11% dari Rp1,03 triliun.
Di sisi lain, tindakan penghematan yang diambil oleh Patrick juga terlihat dari pengurangan insentif dan pemasaran produk, yang berhasil berkurang sebesar 43% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan penghematan sebesar Rp2,7 triliun dalam kuartal ini.
Dalam waktu singkat, Patrick tampaknya telah mengambil langkah-langkah penting untuk mengarahkan GoTo ke arah yang lebih baik menuju profit. Apalagi pedoman EBITDA yang disesuaikan di tahun ini diubah lebih baik dengan rentang antara Rp4,5 triliun dan Rp3,8 triliun, revisi dari kisaran yang sebelumnya Rp5,3 triliun dan Rp4,6 triliun, karena kemajuan yang lebih cepat dari yang diharapkan.