Bisnis.com, JAKARTA — BUMN Pariwisata Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) masih memiliki sejumlah utang menumpuk dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus di Nusa Tenggara Barat.
Direktur Keuangan, Strategi, dan Manajemen Risiko ITDC Ahmad Fajar mengatakan, utang ITDC masih banyak karena perlu menciptakan lompatan aset hingga menjadi laba.
Pada 2022, ITDC mencatatkan utang usaha yanG angkanya kurang lebih mencapai Rp1 triliun. Utang tersebut salah satunya digunakan untuk membangun sirkuit Mandalika yang belum semua terbayar.
"Untuk utang ini, karena untuk pembangunan jadi saya mintakan PMN [Penyertaan Modal Negara], sudah selesai komunikasi denban komisi XI dan komisi VI DPR RI, kalau sudah selesai nanti kita bisa dapat Rp1 triliun," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Selain utang usaha, ITDC juga masih memiliki utang dengan bank sekitar Rp2,3 triliun dari plafon Rp4,6 triliun.
Adapun, total utang Rp4,6 triliun adalah plafon untuk membangun seluruh Mandalika oleh ITDC, seluruh kawasan seluas 1.175 hektare, tak hanya sirkuit, namun juga termasuk akomodasi dan infrastrukturnya.
Baca Juga
Terkait dengan penyelesaiannya, ITDC mengupayakan untuk mengimbangi utang dengan pemasukan alih-alih melakukan restrukturiasi utang.
"Cara mengimbangin dengan stop utangnya dulu, kita ada total utang Rp2,3 triliun dari plafon Rp4 triliun, sisa plafon ini tidak diambil dulu, jadi repayment capacity-nya diperbaiki dulu," terangnya.
Selanjutnya, utang dengan perbankan yang akan jatuh tempo juga akan diminta perpanjangan waktu pelunasan atau reprofiling. ITDC berharap akhir tahun ini masalah terkait utang bisa diselesaikan.